1. Persiapan lahan
- Pengelolaan jerami: jerami dibabat rata di permukaan tanah, kemudian dibakar karena akan menekan pertumbuhan singgang padi dan gulma pada awal pertumbuhan.
- Pembuatan saluran drainase pada keliling petakan sawah dibuat dengan lebar 30 cm dan dalam 20 cm.
2. Penanaman
- Diperlukan 20 kg/ha benih jagung berlabel dengan daya tumbuh 90-95%.
- Penanaman dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5-7 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji dengan jarak tanam 80 x 40 cm.
- Pemupukan
- Pemupukan I: Dilakukan saat tanaman berumur 14 hari. Pupuk ditugalkan + 5 cm dari tanaman dengan takaran urea 100 kg/ha, SP36 100 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha.
- Pemupukan II: Saat tanaman berumur 32 hari hanya dengan urea sebanyak 150 kg/ha.
- Saat pemupukan diusahakan tanah dalam keadaan lembab, dan kalau perlu diikuti dengan pemberian air irigasi.
3. Pengairan
- Fase kritis tanaman jagung adalah umur 30 dan 60 hari dengan menggunakan sabit/dikored.
- Pada saat penyiangan pertama (umur 30 hari) sekaligus dapat dilakukan pembumbunan bila diperlukan.
- Pengendalian hama dan penyakit
- Diupayakan mengacu pada prinsip pengendalian hama dan penyakit.
4. Panen
- Dilaksanakan pada saat jagung sudah kering di lapangan, sehingga mengurangi tenaga penjemuran setelah jagung dipipil.