Pada Judul diatas mengapa Negeri Sakura disana yang sudah terkenal mempunyai teknologi pertanian yang diatas kita, mengapa menyukai Ulat Daun. Cerita ini unik tapi kadang kurang di mendapat perhatian dari kita, apa kita sudah tahu tapi pura-pura tidak tau ? jawabanya tentu ada pada ulasan dibawah ini.
Dimasing-masing daerah pasti terdapat petani yang aneh tetapi unik dalam budidaya pertanian, di pemalang sana terdapat petani bawang merah yang bernama Bpk Gatot. Bapak Gatoto ini melihat pada tanamanya daun bawang dimakan ulat daun. Coba kalo tanaman pertanian kita dimakan ulat daun apa yang terlintas dibenak kita ? Obatnya apa ya...
Benar apa tidak, yang terlintas pertama kali pasti obatnya/pestisidanya apa ya, untuk ulat daun. Lain halnya dengan Bpk Gatot, beliau mengambil ulat yang menyerang daun tanamn tetapi yang sudah mati, dalam pikiran Bpk Gatot bahwa ulat yang mati disekitar daun pasti ada sesuatu yang menimbulkan ulat itu mati. Tanpa pikir panjang beliau mengambil ulat disepanjang lahan pertanianya yang sudah mati dan ditumbuk/ dihancurkan. Nah kemudian diperas sampai keluar airnya selanjutnya digunakan untuk menyemprot tanamn yang sehat. tanpa menghiraukan banyak cercaan dari sana dan sini tapi dengan niatnya yang mantap lama-lama kok bisa ya....
Kondisi Daun Dimkan Ulat |
Daun Segar Tidak Terkena Ulat |
Dari cerita diatas ternyata untuk dapat melakukan ekspor dan impor tanaman pertanaian harus mempunyai sertifikasi pertanian yang sesuai dengan produk yang diinginkan oleh masing-masing negara. Disini kita contohkan Negara Jepang, dalam menilai suatu produk pertanian apakah layak atau tidak produk peertanian ini dipasarkan didaerah negara jepang. Mereka mendatangi lahan pertanian yang akan dijadikan sampel produk. disini terdapat dua tanamn yang satu daun tanamanya terkena ulat dan satunya yang masih segar. Kalo anda sebagai orang bagian sertifikasi produk, maka anda akan memilih yang mana ?
Pasti daun segar yang tidak terdapat ulat daun, tetapi orang jepang pintar dalam hal ini ternyata mereka tidak berpikir apa yang kita pikirkan, mereka ternyata memilih tanaman yang pada daunya terdapat ulat yang sedang memakan daun tanaman.
Mengapa ? Ternyata mereka menggunakan hal tersebut sebagai perbandingan dalam menganalisa produk petanian mana yang sehat dan mana yang tidak sehat. Maksudnya adalah bahawa mana produk yang patut dikonsumsi dan aman dan mana yang tidak. Daun yang segar tidak terdapat ulat, mereka menyimpulkan bahwa ulat saja tidak suka apa lagi manusia kalo mengetahui perlakuan pemeliharaan tanaman tersebut. Suka disini adalah tanam yang segar tidak terdapat ulat bisa saja telah disemprot dengan obat/pestisida yang berbahaya bagi hama dan penyakit. Ulat saja mati, terus bagai mana kalo kita yang memakanya, ternyata seperti itulah mereka melihat salah satu produk pertanian yang lolos sertifikasi apa tidak.
Dari cerita diatas mari kita merubah pertanian kita dengan ramah lingkungan dengan senantiasa memakai agensia hayati dalam mengganti obat kimia dengan obat alami. Tanah kita banyak diberi pasokan organik dari kotoran binatang maupun yang lain. Ayo kita sebagai Anak bangsa melestarikan Negeri kita ini yang kaya akan berbagai macam tanaman
by Yusuf Himura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar