Minggu, 26 April 2009

Kembali Raib: Baliho Purbalingga Film Festival 2009


Untuk kali kedua, baliho bertuliskan Purbalingga Film Festival 2009 raib pada Minggu dini hari, 26 April 2009. Baliho yang tertempel di tembok bagian depan Hotel Kencana, salah satu lokasi penyelenggaraan festival, hilang dan belum tahu siapa pelaku yang menurunkannya.

Pemberitahuan hilangnya baliho kepada panitia festival datang dari pihak hotel Minggu pagi. Pihak hotel sendiri juga bingung kenapa baliho yang sudah terpasang sejak Minggu, 12 April 2009 silam tiba-tiba hilang tanpa diketahui siapa pelakunya. Padahal malamnya, sekitar pukul 23.00 WIB, salah satu panitia festival sempat melintas di depan Hotel Kencana dan baliho festival masih terpampang.

Baliho milik Cinema Lovers Community (CLC), penyelenggara festival, di depan Hotel Kencana terpasang berbarengan dengan pemasangan di pelataran Perpustakaan Umum Purbalingga yang kemudian pada pagi harinya diturunkan paksa oleh Satpol PP Kabupaten Purbalingga setelah semalaman bersitegang.

Pemasangan baliho Purbalingga Film Festival yang hendak digelar pada 21-23 Mei 2009 di depan Hotel Kencana sendiri juga dimaui pihak hotel. Selama ini setiap kali ada acara di hotel selalu terpampang spanduk atau baliho jauh-jauh hari. Dan semuanya aman-aman saja.

Pegiat CLC Heru C. Wibowo tidak mau menuduh siapa dibalik penurunan baliho tersebut. “Siapapun pelakunya adalah pihak yang anti pada kemajuan Purbalingga. Selama ini kami dengan sadar membangun Purbalingga lewat film. Hal yang paling mengganjal justru datang dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga sendiri,” tuturnya.

Bila ditanya soal pajak pemasangan baliho di depan Hotel Kencana. Menurut Heru tentu tidak ada, karena area pemasangan baliho berada di dalam hotel. “Kalau toh ada, festival film adalah acara kesenian yang digelar non-profit. Kalau tetap ditarik pajak, kebangetan sekali Pemkabnya,” tegasnya.

Sengaja Dicopot
Setelah mendapat informasi dari pihak hotel soal raibnya baliho, panitia Purbalingga Film Festival langsung meluncur ke lokasi. Panitia langsung mengecek bekas-bekas pencopotannya.

Menurut Heru, baliho dicopot tidak melewati bagian dalam hotel karena bambu penyangga bagian atas baliho dan bekas kawat-kawatnya masih tertinggal. “Pihak yang mencopot pun bukan sekedar iseng tapi kesengajaan karena tidak ada sobekan baliho sedikitpun,” katanya.

Siapapun pelaku pencopotan baliho, bagi CLC bukan sekedar harga dari baliho berukuran 3 x 4 yang sudah kedua kalinya ini hilang, karena festival ini tidak didanai Pemkab Purbalingga sepeserpun. Tapi lebih pada tuntutan penyadaran, khususnya pada Pemkab Purbalingga, bahwa Purbalingga Film Festival adalah suatu cara dan media mengharumkan nama Purbalingga. Bolex

Tidak ada komentar:

Posting Komentar