Jumat, 01 Januari 2010
Pemutaran Film ‘Open House Kompleet’ Kedai Telapak
Dua film dokumenter pendek dari Purbalingga yaitu “Curug oh Curug” sutradara Elma Sulistiya Ningrum dan “Trima Hidup Apa Adanya” sutradara Bowo Leksono akan diputar dalam rangkaian acara ‘Open House Kompleet’ Kedai Telapak, Jl Raya Baturraden KM 1 No 188 Pabuaran Purwokerto, Sabtu malam, 2 Januari 2010, pukul 19.30 WIB.
Pemutaran film yang dipandegani Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB) dalam rangka turut meramaikan Open House Kompleet Kedai Telapak yang berlangsung 30 Desember 2009 hingga 6 Januari 2010. Rangkaian acara tersebut berupa pameran foto, pemutaran film, dan diskusi.
Film “Curug oh Curug” bercerita tentang salah satu curug (air terjun) di Purbalingga bernama Curug Ciputut yang terletak di Desa Serayu Larangan Kecamatan Mrebet sebagai salah satu potensi wisata alam yang cenderung terabaikan. Sementara Pemerintah Daerah sangat hobi membangun wahana wisata buatan.
Menurut sang sutradara, Elma Sulistiya Ningrum, banyak curug yang tersebar di wilayah Kabupaten Purbalingga yang tidak terurus. “Masyarakat sekitar curug menginginkan Pemkab memperhatikan tanpa harus merusak alam,” kata sutradara yang masih duduk di bangku kelas X SMA Negeri 1 Purbalingga ini.
Sementara film “Trima Hidup Apa Adanya” mengisahkan aktifitas seorang buruh wig (rambut palsu) di salah satu pabrik di Purbalingga dalam sehari, dari ia bangun tidur hingga pulang kerja.
Sutradara Bowo Leksono mengatakan dengan berdirinya puluhan pabrik di Purbalingga akibat kebijakan Pemkab terkait kelonggaran aturan investasi tidak kemudian menyelesaikan persoalan. “Dari 50 ribu tenaga kerja yang mampu terserap, 85 persen diantaranya perempuan. Pemerintah Daerah tidak pernah berpikir bagaimana pendidikan anak-anak ketika ibu mereka setiap hari berada di pabrik hingga larut malam karena kewajiban lembur,” ujarnya.
Kedua film dokumenter pendek ini sempat diputar di Purbalingga dalam rangkaian acara “Kado buat Kota Tercinta” dalam rangka Hari Jadi Kota Purbalingga yang ke-179 bersama empat film dokumenter lainnya.
Film-film dokumenter pendek tersebut dijadikan dalam satu kompilasi yang dipersembahkan kepada para pengambil kebijakan di Kabupaten Purbalingga. Kompilasi film dokumenter tersebut adalah sikap kritis para pembuat film muda Purbalingga terhadap pembangunan dalam satu dasawarsa ini. laeli
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar