Kamis, 01 Juli 2010

Hujan tak Kunjung Reda


Hujan tak kunjung reda dari sore hingga malam. Kondisi inilah yang menjadi sebab banyak pecinta film di wilayah Banyumas Raya urung hadir di acara Pemutaran Film dan Diskusi official selection Festival Film Purbalingga 2010 di Cafe Angkriman Purwokerto, Rabu, 30 Juni 2010.

Meski demikian, kursi kursi yang ada tetap penuh hingga di bagian luar. Sudah lama Purwokerto sebagai ibukota Banyumas kehilangan ruang bagi para pecinta film. Mungkin karna inilah antusiasme pengunjung masih bisa diharapkan.

Malam itu, diputar enam film pendek fiksi dari delapan film official selection (hasil seleksi) Kompetisi Film Pendek Fiksi SMA se-Banyumas Raya FFP 2010. Dua diantara enam film tersebut telah merebut penghargaan sebagai film fiksi terbaik, film pilihan juri, dan film favorit penonton.

Keenam film pendek tersebut adalah “Bunyi” sutradara Puput Piranti dari SMK Bakti Purwokerto, “Aku Bukan Malinkundang” sutradara Dewi Prahesti dari SMK N 1 Purbalingga, “Ling Lung” sutradara Amrizal Faturrohman dari SMA N 1 Bobotsari, Purbalingga, “Menuju Titik Terang” sutradara Elma Sulistia dari SMA N 1 Purbalingga, “Endhog” sutradara Padmashita Kalpika dari SMA N 2 Purbalingga, serta “Lupa” sutradara Annisa Nur Dzakiyah dari SMK N 1 Purwokerto.

Harapan pada para Sutradara Muda
Usai pemutaran, empat sutradara yang hadir didaulat ke depan untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pentonton. Karya adalah satu pertanggungjawaban bagi pengkarya. Dan dengan diskusi atau sekedar berbincang adalah satu cara seorang pengkarya mempertanggungjawabkan karyanya.

Hal yang menarik ketika para sutradara muda yang masih duduk di bangku SMA itu menerangkan apa yang hendak dilakukan setelah mereka berkarya. Bisa ditebak, mereka dengan bersemangat menjawab akan terus berkarya. Namun, siapa yang bisa menjamin? Terlebih bila para pembuat film itu hijrah untuk menempuh kuliah.

Diskusi malam itu cukup hangat. Dan ternyata malam itu adalah pemutaran film dan diskusi yang terakhir di Angkriman. Tak ada lagi kehangatan di pekan berikutnya. Pemilik kafe memutuskan mengganti dengan acara lain setelah lebih dari tiga bulan tempat itu untuk pemutaran film tiap pekannya. Syukurlah, diakhir diskusi ada pihak yang menawarkan ruang bagi pecinta film di Banyumas Raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar