Surya adalah anak yang bandel. Ia kerap tak peduli pada keadaan ibunya yang janda, sudah tua, dan sakit-sakitan. Apapun keinginan Surya harus dipenuhi, sampai hal yang kecil-kecil. Sepeti raja, harus dilayani.
Sampai pada suatu ketika, Surya berangkat sekolah dan saat melewati sebuah mushola, ia mendengar berita kematian dari pengeras suara mushola. Surya sempat berhenti seperti ada petir yang menyambarnya.
Sayangilah ibumu sebelum ia meninggalkanmu untuk selama-lamanya. Demikian pesan film fiksi pendek yang baru saja digarap oleh para pelajar SMA Negeri 1 Bobotsari Purbalingga. Pelajar yang tergabung dalam Bozz Community ini memproduksi film selama dua hari, Rabu-Kamis, 20-21 Maret 2013. Film bertajuk “Biyung” ini lokasi diambil di seputar sekolah yaitu Desa Majapura, Bobotsari, Purbalingga.
Sutradara film “Biyung” Lina Nur Aisah selaku mengatakan, ini pengalaman baru terjun di dunia film dan langsung menjadi sutradara. “Ini pengalaman seru dan menyenangkan. Meskipun kesimpulannya, membuat film itu tidak gampang,” kata siswi kelas XI.
Lina menambahkan, bagi ia dan teman-temannya membuat film itu bukan karena latah. “Membuat film itu karena kami butuh ruang berekspresi. Dan film pendek merupakan salah satu medianya selain panggung teater,” ujar siswi yang tergabung di Teater Linglung sekolah itu.
Bisa dibilang SMAN 1 Bobotsari adalah sekolah yang pertama memproduksi film pendek. Pada 2006, mereka mampu memproduksi film pendek bertajuk “Pacar Kedua”. Setelah itu, hampir setiap tahun, siswa di sekolah itu rajin memproduksi film meskipun prestasinya tak semoncer sekolah-sekolah lain.
Guru pembina Joko Widodo, S.Pd menyatakan, sejak CLC (Cinema Lovers Community) membuat program pemutaran film lokal ke sekolah-sekolah, pihak sekolah sangat mendukung. “Harapannya memang para siswa tertarik dan diajari membuat film. Dan sekarang terbukti, banyak sekolah di Purbalingga yang mampu membuat film,” tutur guru pengampu pelajaran Bahasa Indonesia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar