Bioskop Remaja Kafiana Production
Video pendek yang dibuat Octa Berna Ratungga dari Kafiana Production SMK YPLP Perwira Purbalingga memang sederhana. Video berjudul “Jamban Pabrik” ini berupa gambar-gambar stopmotion para buruh perempuan yang sedang mengantri ke toilet berlatar suara berapa buruh tentang minimnya fasilitas jamban di pabrik.
“Dengan surat resmi dari sekolah, kami tidak diizinkan mengambil gambar video oleh pihak manajemen pabrik. Beruntung ada salah satu satpam pabrik yang mau diajak kerjasama dengan catatan boleh mengambil foto saja,” ujar Octa saat diskusi bertema “Hak Azasi Manusia” usai pemutaran Bioskop Remaja di pendapa Kantor Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Kamis malam, 22 Agustus 2013.
Octa melanjutkan, alasan ia dan teman-temannya memvisualkan jamban pabrik karena selama ini jarang orang peduli. “Bayangkan, ada ribuan buruh di satu pabrik, jambannya cuma belasan saja. Bagi kami itu melanggar HAM,” ungkap siswa kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
Selain pembuat video, diskusi menghadirkan seorang buruh pabrik bulu mata palsu Jumiati dan guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) SMK YPLP Perwira Purbalingga Tri Aryanto, S.Pd. Ada puluhan ribu buruh dari puluhan pabrik di Purbalingga yang sebagian besar dibidang bulu mata palsu.
Keberadaan puluhan ribu buruh di Purbalingga sebagian besar tidak mengetahui akan hak-hak dasarnya. Kalaupun memahami, tidak ada keberanian untuk menuntut haknya. Termasuk keberadaan jumlah toilet yang tidak seimbang dengan jumlah buruh yang ada. Padahal perempuan membutuhkan waktu lama ketika ada di toilet.
Menurut Jumiati, sebagai rakyat kecil, ia tidak tahu banyak tentang hak-haknya sebagai buruh. “Kalau pun tahu, kami takut menuntut pada manajemen perusahaan. Harapannya ya WC di pabrik ditambah lagi, biar lebih nyaman,” ungkapnya.
Sementara Tri Aryanto, S.Pd mengatakan idealnya, jumlah jamban di pabrik ya 10 persen dari jumlah buruhnya. “Buruh di Purbalingga memang tidak ada gregetnya. Banyak hak-hak dasar yang tak dipenuhi, tapi tidak berani menuntut, pasrah saja,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar