Tampilkan postingan dengan label POPT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label POPT. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Januari 2014

Pengendalian Hama Wereng

Wereng sampai saat ini masih dianggap sebagai hama utama pada pertanaman padi karena kerusakan yang diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim pertanaman. Serangan Hama wereng coklat dapat mengakibatkan puso atau gagal panen. Secara langsung  kemampuan serangga wereng coklat menghisap cairan jaringan tanaman padi sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya mati.

Hama wereng hijau dapat menjadi penyebar virus tungro, virus yang menyebabkan penyakit kerdil yang dapat menyebabkan kehilangan hasil yang besar pada produksi tanaman padi. Fase pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan Wereng Hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu saat tanaman padi umur 30 hari setelah tanam.



Serangan Hama Wereng



Wereng hijau menyukai tanaman yang dipupuk N (urea) dosis tinggi dengan jarak tanam rapat. Serangan yang rentan adalah sejak pembibitan hingga fase masak susu. Gejala kerusakan wereng hijau yang ditimbulkan adalah tanaman menjadi kerdil, anakan yang dihasilkan berkurang.

Wereng coklat menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkut tanaman padi yang dapat menimbulkan kerusakan ringan sampai berat pada hampir semua fase tumbuh sejak fase bibit, anakan, sampai fase masak susu (pengisian). Gejala kerusakan wereng coklat yang tampak dari serangan wereng coklat terlihat dari daun yang menguning kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar).



Pengendalian Hama Wereng



Mengendalikan hama wereng pada tanaman padi  juga harus menggunakan cara yang dilakukan dalam PHT (Pengelolaan Hama Terpadu). Adapun cara tepat mengendalikan hama wereng  pada tanaman padi adalah ;

  1. Gunakanlah VUTW (Varietas Unggul Tahan Wereng) diantaranya; IR64, IR74, Ciherang, cimelati, Inpari 13, Padi Hibrida Maro,  Rokan,  Hipa-4,  Hipa-5,  Hipa-6, dll.
  2. Pengaturan pola tanam untuk memutus siklus perkembangan organisme penggangu tanaman. Lakukan pola tanam padi padipalawija. 
  3. Tanam jajar legowo untuk mengurangi kerapatan agar tanaman tidak terlalu lembab. Bisa digunakan system tanam jajar legowo.
  4. Pengurangan pemberian pupuk N (Urea) yang berlebihan, Rekomendasi pupuk urea pada tanaman padi adalah 300 kg per hektar atau per long 10 = 21 kg.
  5. Laporkan apabila terjadi serangan hama wereng kepada Petugas Pengamat Hama Kecamatan.
  6. Langkah terakhir gunakanlah pestisida secara bijaksana. Pengendalian hama wereng dengan cara penyemprotan  pestisida untuk insektisida diantaranya dapat menggunakan; aplaud, mipcin, winder, OBR, plenum dll.
    Penyemprotan Pestisida dengan bijaksana
  7. Hindari penggunaan insektisida piretroid sintetik karena dapat sebagai pemicu timbulnya wereng yang akibatnya akan terjadi ledakan wereng.
  8. Pada areal persawahan yang luas, lakukanlah penyemprotan masal, agar hama wereng pada lokasi tersebut dapat ditekan agar jumlah populasi perkembangbiakan hama wereng berkurang.
    

 by; Yusuf Himura

Jumat, 23 November 2012

Burung Hantu Sebagai Predator Tikus yang Handal

Salam Pertanian,
Beberapa waktu yang lalu tepatnya bulan Oktober 2012 kami studi banding ke Demak dengan Kecamatan Sokaraja, Kecamatan Kalibagor dan Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Desa Tlogoweru merupakan sumber pengetahuan tentang cara membasmi tikus yang merupakan hama yang masih dirasa sulit untuk kita kendalikan, yang perlu pembaca ketahui, saya akan berbagi ilmu dengan pembaca tentang Burung Hantu yang nama latinya Tyto Alba.

Greet the Agriculture
Some times ago precisely October month;moon 2012 study us compare to Demak with the Subdistrict Sokaraja, Subdistrict of Kalibagor and Subdistrict of Kebasen of Regency Banyumas. Countryside Tlogoweru represent the knowledge source [of] about way of eradicating mouse representing pest which still be felt by we difficult to control, what need the reader know, I will shar the science with the reader of]about Owl which name of latinya Tyto Alba



Karakteristik Tyto Alba (Burung Hantu) :
  1. Burung Berumah Satu 
  2.  Burung yang tidak bisa membuat rumah sendiri 
  3.  Burung yang suka menggunakan rumah tinggal  burung lain
Characteristic of Tyto Alba ( Owl )
  1. House Bird One 
  2. Bird which cannot make the house [by] xself 
  3. Bird which like to use the house omit the other;dissimilar bird

Kalo di daerah tersebut tidak terdapat Buung Hantu ( Tyto Alba )
  1. Tyto Alba beranak 5 – 10 butir dan menetas 80 % ( dari 10 telur yang jadi 8 telur )
  2. Dilakukan dengan pembesaran anakan, gunakan anakan  yang berusia kira-kira 6 bulan, karena belum mempunyai keluarga.
In the area do not there are Buung Spectre ( Tyto Alba)
  1. Tyto Alba bear 5 – 10 item and hatch 80 ( from 10 egg which become 8 egg 
  2. One/Conducted with the magnification anakan, use the anakan which have age of about 6 month;moon, because not yet had family
Cara memegang Tyto Alba ;
  1. Peganglah dari belakang kepala kebawah terus sampai dengan kaki secara perlahan-lahan
  2. Jangan dilakukan dari depan, karena Tyto Alba mempunyai kuku dan paruh yang tajam    

Way of holding Tyto Alba
  1. Hold from back lead is downwards non-stoped by up to foot/feet inch by inch 
  2. Don'T be  from front, because Tyto Alba have the keen bill and nail

Larangan Berburu Burung Hantu ;
UU RI No. 05 Tahun 1990
PP       No. 08 Tahun 1999

Interdict Hunt The Owl :
 UU RI No. 05 Year 1990
 PP No. 08 Year 1999
Burung Hantu terdapat banyak sekali jenisnya yang bisa kita liat digambar di bawah ini;
Owl  there are a lot of once its type  which us can be drawn hard hereunder
Macam-macam Burung Hantu
Kinds of Owl.

Macam-macam Burung Hantu
Untuk Bididaya burung hantu yang seperti apa yang harus kita pelihara ? Untuk lebih jelasnya kami sudah siapkan file berbentuk Power Point untuk memudahkan pembaca, bisa di download disini jumlah file agak besar 111 Mb dan 11 Mb file PDF tanpa Video, yangterdiri dari ulasan mengenai Budidaya Tyto Alba dan;
1. Video + Suara Tyto Alba Dewasa yang dibudidayakan
2. Video + Suara Tyto Alba yang masih Kecil
3. Video Pengeraman Telur dan masih bayak lagi silahkan dinikmati dan ditularkan 

For the Bididaya of owl which is like what having to us look after ? To more clear we have prepared the file of in form of Power Point to facilitate the reader, can download here sum up the rather big file 111 Mb and 11 Mb of file PDF without Video, consisted of the 1
  1. Video + Voice The Tyto Alba Adult which dibudidayakan 
  2. Video + Voice the Tyto Alba which still Minimize The 
  3. Video of Egg Incubation and still bayak again please be enjoyed and contagious.



by ; Yusuf Himura
THL Kecamatan Kalibagor

Rabu, 04 April 2012

Alat Setrum TIKUS

Salam Pertanian,
Petani pada awal musim ke dua untuk tanam padi atau pun palawija pasti pernah menjumpai hama yang bernama "Tikus". Hama ini seringkali menjadi kendala yang sangat sulit dikalangan petani, ada yang sudah dilakukan gropyokan ada yang dengan cara didoakan, ada yang dengan cara di datangkan/ditanggapkan wayang, semua itu sudah petani coba dan lakukan.

Tikus merupakkan hewan yang bergerombol dan suka mencari makan dimalam hari, hewan ini dalam beranak bisa 4-5 ekor, dan dalam waktu 2 bulan saja hewan tersebut bisa beranak kembali. Kadang ada juga petani yang membuat lelucon " pak coba ya ada obat KB buat tikus " itu merupakan harapan dai para petani apakah bisa mimpi itu terwujud kita tunggu teknologi yang akan datang yang lebih bagus.

Dibawah ini adalah salah satu alat untuk memberantas tikus yang merupakan modifikasi dari petani kita. Sukarso itulah nama petani yang berada di Djalan Djamid Desa Kalicupak Kidul Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Alat ini menggunakan tenaga listrik dalam pengoperasianya. Coba kita liahat video spesifikasi alat yang dinamai PETIK TELIK KAMSO dibawah ini


Jaya terus Pertanianku, Jaya terus Petaniku, Jaya terus Indonesaiaku

Rabu, 01 Juni 2011

MERCON TIKUS "ALPOSTAN"

Salah satu teknologi yang lain disamping dengan Gropyokan tikus yang lazim dan biasa dilakukan oleh petani kita untuk menanggulangi hama tikus.

Ada juga petani yang menggunakan alat namanya adalah dengan alat "Kemposan" yang menggunakan bahan bakar minyak tanah. Salah satu yang baru lagi yaitu menggunakan mercon tikus yang dikenal dengan "ALPOSTRAN" membunuh tikus dengan menggunakan bahan racun penggendali hama tikus.



Cara kerjanya dengan cara pengasapan pada lubang tikus yang mengeluarkan asap belerang. Dalam paketnya kita akan diberikan alat untuk menempatkan mercon dan juga mercon tikusnya per paket isi 100 biji.

Ulasan Mengenai Hama Tikus Bisa dilihat di bawah ini;

Jum'at Bersih Buru Tikus

Alat Setrum TIKUS

RODENTISIDA NABATI

TIKUS SAWAH

Burung Hantu

 

 By Yusuf Himura

Senin, 24 Januari 2011

RODENTISIDA NABATI


-->Racun tikus dengan tujuan mengendalikan populasi dengan cara memandulkannya :
Alat :
1. Parut
2. Timbangan
3. Penggerus
4. Ember

Bahan :
1. Umbi gadung : 0,5 kg
2. Dedak : 0,5 kg
3. Tepung ikan (ikan asin) : 1 ons
4. Kemiri : 1 buah
5. Air : secukupnya
Cara pembuatan :
1. Umbi gadung dikupas kemudian diparut atau ditumbuk.
2. Ikan asin dan kemiri ditumbuk hingga halus.
3. Umbi gadung, ikan asin, kemiri, dedak dicampur hingga terbentuk adonan.
4. Adonan dibentuk menyerupai pellet dan tambahkan air bila sulit terbentuk pellet.
5. Pellet dijemur sampai kering hingga berwarna putih
6. Rodentisida siap digunakan.


Ulasan Mengenai Hama Tikus Bisa dilihat dibawah ini;

Jum'at Bersih Buru Tikus

Alat Setrum TIKUS

TIKUS SAWAH

Burung Hantu

 

 By Yusuf Himura

 

 


Minggu, 09 Januari 2011

TIKUS SAWAH


Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Superfamilia : Muroidea
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Gejala:memakan benih di pesemaian (mencabut kecambah), memotong batang (memakan padi)
Host range: tanaman padi, reumputan, invertebrata hidup disekitar padi
Morfologi
Warna (bulu) punggung Coklat muda berbecak coklat, perut dan dada putih
Panjang: tubuh (30-210mm) ekor (120-200mm)
Jml putting susu (12 bh): didada (3ps), perut (3ps)

Biologi
Betina siap kawin pd umur 28 hari
Masa bunting : 19 s/d 23 hari
Jantan siap kawin pada umur 60 hari
Jumlah anak: 2 s/d 18 ekor/induk/kelahiran
Jumlah anak:
kelahiran I : 6 – 18 ekor/induk
kelahiran II s.d VI : 6 – 8 ekor/induk
kelahiran VII, dst : 2 – 6 ekor/induk

Populasi
Terkait dg pertumbuhan tanaman padi Kontruksi liang terkait dg pertbh padi Pada fase vegetatif: dangkal, tdk bercabang Pada fase generatif: dalam bercabang Daya jelajah harian terkait dgn pakan
Pakan berlimpah: 50-125 m
Pakan kurang:100-200m, migrasi (1-2 km)


PENGENDALIAN
  • Tanam serentak (Berdasarkan daya jelajah), Ukuran pematang dan tanggul, Sanitasi lingkungan (semak, reumputan, jerami)
  • Pemasangan bubu perangkap: di persemaian 2-4 bh/persemaian, disudut-sudut petak persemaian. Tinggi pagar plastik + 50 cm.
  • di pertanaman: setelah berumur 1 s/d 2 mg, jalur migrasi (jarak 10-20m/bubu), sepanjang 50-10m
  • Pemanfaatan tanaman perangkap, menanam lebih dahulu dibandingkan sekitarnya atau tanaman berumur genjah, luas petak perangkap 25 – 100 m2 diberi pagar plastik dan dikombinasikan dengan bubu perangkap sebagaimana dilakukan pada persemaian. Berdasarkan perhitungan daya jelajah harian tikus sejauh + 100 – 200 m, maka setiap + 13 ha dapat diwakili satu petak tanaman perangkap.
  • Pemanfaatan musuh alami (kucing, anjing, ular sawah, burung elang dan burung hantu).

         Ulasan Mengenai Hama Tikus Bisa dilihat dibawah ini;

Jum'at Bersih Buru Tikus

Alat Setrum TIKUS

RODENTISIDA NABATI

Burung Hantu

 

 

 By Yusuf Himura

PENANGGULANGAN PENYAKIT KRESEK PADA TANAMAN PADI


BAHAN dan ALAT :
1.Kentang : 6 kg
2.Isolator ( Biang Bakteri)
3.Galon atau Wadah : 20 liter
4.Tabung kaca/toples kecil/ : 2 buah
5.Tabung kaca/toples ukuran sedang : 1 buah
6.Gasbul
7.Air PK
8.Lakban
9.Lilin
10.Panci

CARA PEMBUATAN :
1.Kentang di kupas atau dibuang kulitnya
2.Kemudian kentang yang sudah di kupas di cuci
3.Rebuslah kentang hingga mendidih
4.Pindahkan air rebusan kentang dan ditunggu sampai dingin
5.Siapkan wadah/galon
6.Masukkan air rebusan kentang kedalam galon
7.Masukkan isolat secukupnya
8.Siapkan tabung untuk membuat fermentasi Corine Bakterium
9.Hidupkan Air Pump ( Pompa Aquarium) ditunggu + 14 hari
10.Apabila telah selesai bila di cium agak kecut baunya seperti tape

ANJURAN :
1.Pembuatan Corine jangan sampai ada kebocoron yang dapat menyebabkan kegagalan
2.Listrik jangan sampai mati selama 14 hari
3.Untuk Isolat dapat memesan kepada kami email kami/ facebook kami di thl banyumas\
4.Apabila ingin membuat lebih banyak rekomendasi 6 kg kentang untuk 20 liter, 12 kg untuk 40 liter begitu terus seterusnya.

PEMAKAIAN :
1.Corine yang sudah jadi dapat digunakan dengan cara disemprotkan pada tanaman.
2.Rekomendasi ½ gelas aqua untuk 14 liter, semakin banyak semakin bagus.
3.Disemprotkan pada umur 14 hari , 22 hari, 40 hari setelah tanam

Rabu, 29 Desember 2010

Penanggulangan Hama dan Penyakit

Dalam rangka program Aski Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN, perlu adanya pengamanan tanaman padi dari serangan Organisme Penggangu Tanaman (OPT) yang mungkin mucul, diantranya :

Penggerek Batang

  • Penolahan tanah sebelum pembuatan persemaian
  • Sanitasi lingkungan (pencabutan tunas terserang)
  • Pengamatan penerbangan ngengat/kupu penggerek batang
  • Pengambilan/pengumpulan kelompok telur pada persemaian untuk dimusnahkan
  • Penggunaan pestisida pada daerah kronis/endemis

Wereng Batang Coklat (WBC)

  • Tanam Serempak dalam areal yang luas
  • Menanam padi Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW) bersertifikat
  • Pemantauan atau pengamatan secara berkelanjutan terhadap perekembangan populasi WBC
  • Membatasi penggunaan pestisida kimia pada areal pertanaman
  • Memanfaatkan pestisida alami/agen hayati serta melestarikan keberadaanya

Tikus

  • Memperbaiki tanggul dan saluran serta diadakan gropyokan secara serempak
  • Pemasangan umpan dan umpan beracun pada persemaian dan tanaman muda (fase vegetatif)
  • Pemasangan pagar plastik pada persemaian
  • Pengemposan dengan brender pada pematang dan tanggul
  • Sanitasi lingkungan

Siput Murbei

  • Pembuatan drainase dan pengeringan lahan untuk mempermudah pengambilan siput
  • Mengambil dan mengumpulkan siput kemudian dimusnahkan sebagai makanan ternak
  • Pemasangan ajir dilahan pertanaman
  • Memusnahkan kelompok telur

Senin, 20 Desember 2010

Mengendalikan Hama Belalang dan Ulat


Bahan :

  • Daun sirsak 50 lembar
  • Deterjen / sabun colek 20 gr
  • Daun tembakau satu genggam dan 20 liter air

Cara membuatnya

  • Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus, tambahkan deterjen
  • Aduk dengan 20 liter air
  • Endapkan selama 24 jam.
  • Saringlah dengan kain halus dan
  • Encerkan dengan 50-60 liter air
  • Aplikasi dengan cara disemprotkan.

Minggu, 19 Desember 2010

Mengendalikan Hama Trips pada Cabai



Bahan

* Daun sirsak 5-10 lembar
* Deterjen/ sabun colek 15 gr dan air 5 liter

Cara membuatnya

*
Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan sabun colek.
*
Rendam selama 24 jam dan saring dengan kain halus.
*
Setiap liter larutan dapat diencerkan dengan 10-15 liter air.
*
Aplikasi dengan menyemprotkan larutan tersebut pada bagian tanaman yang terdapat hama

Rabu, 10 Januari 2007

Penyakit Hawar Bakteri (HB-Bacterial blight) Pada Padi


Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.


Mengapa tungro harus dikendalikan?
Tungro adalah satu dari penyakit padi yang paling merusak di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Epidemik penyakit ini telah terjadi sejak pertengahan tahun 1960an. Malai yang terserang jarang menghasilkan gabah, menjadi pendek dan steril atau hanya sebagian yang berisi dengan gabah yang berubah warna. Pembungaan tanaman sakit tertunda dan pembentukan malai sering tidak sempurna.


Bagaimana Mengendalikan Tungro?
Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.

Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.

Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.

Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.

Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.

Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.

Rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro. Pilihan Pengelolaan Tungro

  1. Tanam varietas tahan, seperti Kalimas, Bondoyudo, Tukad Petanu, terutama bila tanam dilakukan terlambat dari petani sekitarnya.
  2. Hindari penanaman varietas rentan di daerah endemik tungro.
  3. Setelah panen, segera benamkan jerami dan sisa-sisa tanaman dari yang terinfesi tungro dengan bajak dan garu.


Pengendalian juga perlu dilakukan untuk wereng hijau dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks, imidakloprid, karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.

Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank(Masukan diperoleh dari G.Jahn, I.Choi dan MA Bell) Disadur oleh: J. Bawolye / MSyam – Des. 2006.

Selasa, 10 Januari 2006

Mengendalikan hama Uret pada Tanaman Singkong dan Pisang


Hama kumbang uret (Exopholishipoleuca), telah lama dikenal sebagai hama yang sangat merusak pada banyak tanaman budidaya di Indonesia, terutama pada tanaman perkebunan, walaupun biasanya muncul secara musiman, tetapi apabila sekali menyerang dapat menggunduli berhektar-hektar tanaman budidaya dan menyebabkan kerugian yang cukup berarti.

Kumbang dewasa (legek) berwarna coklat, dengan panjang 2,5 cm, punggung dlan kepala berwarna hitam, pra dewasa berupa uret atau lundi (kuuk - Sunda), yang berkembang di dalam tanah, dengan kedalaman 3-10 cm. Di daerah Bogor hama ini mulai berpupa pada akhir bulan Desember dan mulai terbang dlan menyebar pada awal musim hujan sekitar bulan September dan sejak penyebaran pertama hama terus berkembang biak menghasilkan ribuan keturunan yang terus berulang-ulang. Diketahui untuk 1 ekor betina legek dapat menghasilkan 15-60 butir telur selama hidupnya dan sering terjadi overlapping generasi, maka bisa dibayangkan berapa juta keturunan hama ini yang terus bertambah bila tidak terjadi pemblokiran oleh alam atau manusia.

Pengendalian yang dapat dilakukan petani terhadap hama ini antara lain dengan memutuskan siklus hidup hama ini, yaitu dengan pemusnahan langsung kuuk/uret dan engumpulkan kumbang di lapang (gropyokan). Hal ini memungkinkan untuk dilakukan karena diketahui hama ini pada pagi sampai siang hari tidak aktif, sehingga ketika dikumpulkan tidak akan melawan atau beterbangan. Cara gropyokan dapat dengan menggoyang-goyangkan pohon tempat hama hinggap, kumbang akan berjatuhan dan berserakan di tanah, sehingga dengan mudah dapat dikumpulkan. Setelah terkumpul maka legek dapat segera dimusnahkan.

Di samping itu sekarang sedang dikembangkan pula nematoda entomofag dengan nama spesies Steinernema huidobrensis yang dapat menyerang dan membunuh hama uret ini di dalam tanah. Nematoda yang berupa cacing yang sangat kecil ini dapat diberbanyak secara sederhana. Inokulum nematoda aktif diambil dengan spoit sekitar 5 ml lalu disiramkan (diinokulasi) ke tubuh uret sehat (terutama bagian abdomennya), lalu biarkan nematoda bekerja sendiri menginfeksi uret sekitar 5 hari, yang ditandai tubuh uret yang mulai lembek dan banyak juvenil nematoda yang berseliweran di permukaan tubuh uret.

Untuk aplikasi secara langsung, maka uret yang sudah diinokulasikan tersebut langsung saja dibawa ke lahan dan diletakkan di dalam tanah pangkal stek singkong atau tanaman apa saja yang akan dibudidayakan. Akan lebih baik apabila aplikasi ini dilakukan pada saat musim hujan dan lahan dalam kondisi basah, sebab dalam kondisi tersebut nematoda akan lebih mudah beradaptasi ke lingkungan yang baru daripada aplikasi dilakukan pada musim panas.

Penggunaan pestisida dirasakan sulit untuk dapat diaplikasikan dalam mengendalikan hama ini, di samping biasanya kumbang berada di tajuk yang tinggi (sehingga sulit dicapai nozzle dan cairan semprot pestisida) sekiranya juga kurang efisien dalam hal biaya mengingat harga pestisida yang mahal dlan belum tentu bisa mengendalikan hama ini secara menyeluruh, karena sebagian hidupnya ada di dalam tanah dan sebagian lagi ada di tajuk pohon. Meskipun demikian untuk skala kecil, pestisida masih relevan untuk digunakan. Pestisida dengan bahan aktif endosulfan dlan karbaril masih dapat direkomendasikan untuk digunakan di lahan budidaya. Penyemprotan dilakukan sebaiknya pada sore hari sekitar pukul 16:00 atau 17:00, di mana hama ini mulai aktif bergerak dan makan, sedangkan untuk fase uretnya (kuuk), yang masih berada di dalam tanah, dapat digunakan pestisida dengan bahan aktif karbofuran atau diazinon dengan formulasi granul (butiran) yang banyak dijual di pasaran saat ini, konsentrasi yang digunakan kalau menggunakan insektisida granule ini ialah 1,5-2 gr/ lubang stek.

Untuk suatu tindakan pengendalian yang berdaya hasil jangka panjang dan lestari, sekiranya para petani tidak hanya bergantung pada satu cara pengendalian saja, melainkan dengan memadukan beberapa cara pengendalian yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga kelemahan pada satu metode pengendalian dapat ditutupi dengan metode pengendalian yang lainnya. Untuk kasus hama kumbang legek ini, akan lebih ideal lagi apabila petani juga beternak ayam di kebunnya sehingga hama dapat menjadi pakan ayam.

(Sumber : Sinar Tani Edisi 15-21 Maret 2006)