Jumat, 14 Desember 2007

Karya Siswa SMA N 1 Finalis FFD 2007

PURBALINGGA-Film karya siswa SMA N 1 Bobotsari, Purbalingga, Nanki Nirmanto, keluar sebagai finalis ajang Festival Film Dokumenter (FFD)2007. Festival, yang tahun ini memasuki penyelenggaraan keenam itu, digelar di Yogyakarta , 10-15 Desember mendatang. Nanki yang mengandalkan film berjudul “Bumi Khayalan” menjadi satu dari enam finalis kategori pemula. Bocoran ini diperoleh sejumlah pegiat film Banyumas yang menghadiri Festival Film Pendek Konfiden 2007 di Jakarta.
Saat FFD 2006, film dari Purbalingga berjudul “Bioskop Kita Lagi Sedih” diganjar penghargaan film dokumenter terbaik. Meski sejumlah pegiat film dari eks Karesidenan Banyumas juga mengirimkan karya, sejauh ini panitia baru menghubungi Nanki. “Kami akan sampaikan daftar resmi para finalis secepatnya,” kata koordinator Festival, Abraham Mudito, saat dihubungi lewat ponsel, kemarin. Panitia selanjutnya memberikan Nanki workshop gratis pembuat film dokumenter selama lima hari festival, sambil menanti malam penganugerahan. “Saya bangga, terutama bisa mengangkat nama sekolah di tingkat nasional. Workshop juga akan memberi saya pengetahuan tambahan karena saya belajar film secara otodidak,” ujar siswa kelas XII itu, kemarin.
Khawatir
Film memang bukan bagian dari kurikulum sekolah. Nanki “mencuri” ilmu melalui kegiatan komunitas film yang dipayungi Cinema Lovers Communty (CLC). Pada September lalu, di tengah musim hujan dan suasana puasa, mantan Pengurus OSIS ini berinisiatif membuat film dokumenter mengenai pemanasan global. “Dananya cuma Rp 70.000,” katanya.
Meski begitu, Nanki mengaku nasib keberangkatannya ke Yogyakarta berada di tangan sekolah. Dia khawatir tidak diizinkan karena duduk di kelas XII. “Saya sangat berharap sekolah memberikan izin untuk mengibarkan nama SMA N 1 Bobotsari di tingkat nasional,” pintanya.
Manajer Program CLC, Bowo Leksono, menyadari jika prestasi bidang film belum tentu mendapat apresiasi, terutama di sekolah yang tergolong masih kampung. “Kami sendiri hanya akan melihat, apakah sekolah Nanki bisa mengapresiasikan bidang yang masih baru ini,” katanya. (Sigit Harjanto-Suara Merdeka-30 November 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar