Sabtu, 22 Agustus 2009

Film Pendek Pelajar SMA Banyumas Raya Putar di Semarang


Importal untuk kedua kalinya menggelar pemutaran film pendek pada Kamis 20 Agustus 2009, pukul 19.00, di HOBNOB Widya Mitra Semarang. Pemutaran kali ini menampilkan karya pelajar SMA dari Banyumas Raya antara lain Sandal jepit sutradara Bani Dwi K SMAN 1 Purbalingga, Nyarutang sutradara Asep Triyatno SMAN 1 Bobotsari, Sekitar Midnight sutradara Felik dan Pito SMAN 2 Purbalingga dan Bumi Masih Berputar sutradara Shella Ardilla SMAN 2 Purwokerto.

Keempat film tersebut bersanding dengan film pendek lain dari JIFFest seperti The Last Journey sutradara Endah WS, Traffic Jam sutradara Tam Notosusanto dan The Visit sutradara Erwin Indrawan, film pendek lain yang diputar sore harinya berasal dari Yogyakarta antara lain Kuda Laut sutradara Shalahudin Siregar dan BEN disutradarai oleh Gentur galih.

Damar Ardi programer dari Importal mengatakan bahwa pemutaran yang diadakan secara rutin setiap Kamis ini merupakan wadah apresiasi, referensi dan pendidikan bagi pecinta film, sedangkan secara khusus pemutaran film pendek yang bertajuk “Made in Indonesia” ini bertujuan memasyarakatkan film pendek serta menambah referensi dan inspirasi bagi pegiat film, secara kualitatif dan kuantitatif kondisi film pendek di Indonesia sedang mengalami penurunan.

“Dengan adanya pemutaran ini diharapkan tumbuh semangat kreatifitas untuk menggairahkan film pendek di Indonesia, apalagi saat ini film pendek sudah tidak dianggap sebelah mata karena perkembangannya sangat baik disamping itu munculnya banyak komunitas film serta keseriusan untuk belajar didalamnya telah memperkaya produksi film pendek di Indonesia,” imbuhnya.

Damar menambahkan adanya film pendek pelajar SMA yang ikut meramaikan pemutaran kali ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan cermin bagi pegiat film, betapa para pelajar yang berasal dari kota kecil di Jawa Tengah ini bisa menghasilkan karya yang tidak kalah kualitasnya dengan karya mahasiswa dan rapi dalam penggarapan serta mampu bertutur dengan baik sehingga menjadi daya dorong agar semakin membangkitkan tumbuhnya semangat kreatifitas dalam membuat film bagi pegiat film khususnya di kota Semarang.

Menjadi Daya Tarik
Pemutaran film pendek karya pelajar SMA dari Purbalingga dan Purwokerto ini mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari penonton, beberapa mahasiswa asing yang kuliah di jurusan komunisasi Undip menuturkan kekagumannya pada para pelajar yang pada usia muda telah bisa berprestasi dengan membuat film dan menuangkan ide melalui film.

Penonton lain Dian Hariani yang mengaku baru pertama kali menonton film pendek, terkesan dengan penggunaan bahasa lokal dalam karya pelajar SMA ini. “Film tersebut memiliki daya pikat kuat karena bahasa lokal yang digunakan dan topiknya juga hal yang sederhana serta peristiwa yang sering terjadi sehari-hari seperti tergambar dalam film Sandal Jepit dan Nyarutang,” tambahnya.

Selama pemutaran penonton dibuat tegang dalam Sekitar Midnight, namun juga tertawa lepas setelahnya. Sedangka pada film Bumi Masih Berputar, penonton dibuat tertawa melihat ketegaran tokoh utamanya dalam menghadapi patah hati dengan kembali belajar lagi, akhir cerita film yang sangat jarang terjadi.

Keempat film pendek pelajar SMA ini mampu berkomunikasi dengan penontonnya, menariknya penggunaan bahasa ngapak dalam film telah membuat penonton tersihir untuk tidak beranjak, bahkan penonton pun meniru pengucapan para tokoh dan berkomentar langsung dengan ekspresif sepanjang pemutaran. Setidaknya film pendek pelajar SMA Banyumas Raya telah berhasil merangkul penggemar baru. Rulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar