Memilah, memotong-motong gambar terbaik hasil suting untuk kemudian menatanya menjadi adegan yang diharapkan sesuai skenario adalah salah satu bagian penting dari proses pembuatan film.
Demikian materi praktik penyuntingan gambar (editing), salah satu materi workshop produksi film pendek yang digelar Papringan Pictures ekstrakulikuler sinematografi SMA Negeri 1 Kutasari Purbalingga. Workshop tahunan yang difasilitasi Cinema Lovers Community (CLC) ini diadakan selama dua hari dari 29-30 September 2012 di sekolah tersebut.
“Ternyata banyak sekali yang bisa dipelajari dari film. Saya tadinya cuma ingin jadi sutradara, ternyata ada jabatan di film yang menarik lainnya, seperti misalnya menjadi produser,” tutur Desi Setya Ningsih, siswi yang masih duduk di kelas X.
Sebagai bahan untuk praktik editing, peserta workshop yang dibagi dua kelompok, menuliskan satu adegan dalam film pendek yang kemudian mereka melakukan praktik pengambilan gambar.
Sekitar 25 siswa menjadi peserta workshop tersebut. Hal itu dirasa penting untuk memperkenalkan dasar-dasar dan tahapan dalam proses produksi film pendek. Sehingga saat praktik produksi film nantinya, mereka sudah mempunyai dasar dan pengetahuan yang cukup.
Menurut pembina ekskul sinematografi SMAN 1 Kutasari Catur Andiyanto, S.Pd, pihak sekolah sangat mendukung kegiatan sinematografi. Setidaknya, anak-anak juga turut mengangkat apa yang ada di lingkungannya. “Banyak hal menarik dan penting yang bisa diangkat menjadi tema film di sekitar Kecamatan Kutasari,” ujar guru pengampu pelajaran Bahasa Indonesia ini.
Sudah dua tahun silam, SMA yang terletak di bagian barat pusat kota Purbalingga itu, pelajarnya diperkenalkan dengan dunia perfilman. Ada dua film fiksi pendek dan satu dokumenter yang telah diproduksi, dan film-film tersebut telah berprestasi hingga tingkat nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar