Film “Jono Berlari” sutradara Astia Nur Astuti pelajar SMA Negeri 1 Bukateja Purbalingga berhasil menyabet Film Fiksi Terbaik diajang Festival Film Pelajar Krakatau (FFPK) 2012. Selain itu, film yang diproduksi Sabuk Cinema ekstrakulikuler sinematografi ini juga mendapat penghargaan Penyutradaraan Terbaik dan Penulisan Skenario Terbaik.
Film lain dari Purbalingga adalah “Sebongkah Asa di Sambirata” sutradara Heri Afandi dari Pak Dirman Film ekstrakulikuler sinematografi SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga yang menyabet Film Dokumenter Terbaik II dan diganjar pula film dengan Musik Terbaik.
“Jono Berlari” bercerita dua sahabat Jono dan Sari. Untuk menjadikan sepatunya hitam, Jono yang bercita-cita menjadi atlet lari mengoleskan langes penggorengan. Sari yang sangat perhatian terhadap Jono merayunya mengikuti lomba lari. Demi Sari, Jono memenangkan lomba lari. Demi Sari pula, Jono rela hadiah lomba diserahkan pada Sari untuk biaya berobat ibunya.
Film yang diproduksi awal 2012 lalu sempat dilarang memakai Stadion Goentoer Darjono sebagai salah satu lokasi suting oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Purbalingga. Mereka lalu nekat memakai alun-alun sebagai lokasi adegan lomba lari.
“Senang mendengar kabar ini, namun kami belum berkesempatan datang ke Lampung untuk langsung mengikuti festival dan bertemu teman-teman sesama pelajar pembuat film dari berbagai daerah,” ungkap Astia Nur Astuti.
Menurut salah satu juri, Tomy Widiyatno Taslim, “Jono Berlari” sebagai film fiksi terbaik karena memiliki tema yang kuat dan komunikatif dalam menyampaikan pesan melalui rangkaian adegan yang terstruktur. “Aspek teknis gambar juga bagus dengan shoot-shoot yang efektif untuk mendukung adegan yang dramatik,” tutur fasilitator Forum Film Pelajar Indonesia ini.
Sementara bagi Heri Afandi, berhasil menjadi nominasi saja sudah suatu kemenangan. “Dengan begitu, film kami berkesempatan diputar dan diapresiasi banyak orang, menjadi ajang memperkenalkan budaya dan apa yang ada di Purbalingga,” ujarnya.
Dokumenter “Sebongkah Asa di Sambirata” menyuguhkan realita dan nasib yang masih jauh dari sejahtera warga Grumbul Sambirata, Desa Wanogara Kulon, Kecamatan Rembang, Purbalingga yang sebagian besar berprofesi pengrajin gerabah dari tanah liat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar