Senin, 04 November 2013

Dua Anugerah Kemendikbud untuk Purbalingga



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lewat ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2013 menganugerahkan Piala Dewantara untuk kategori Apresiasi Komunitas Film kepada Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga.

Selain itu, film pendek “Langka Receh” produksi pelajar SMP Negeri 4 Satu Atap Karangmoncol Purbalingga juga menyabet apresiasi khusus kategori Pelajar. Sementara Festival Film Purbalingga (FFP) yang dimotori CLC hanya sebagai nominator kategori Apresiasi Festival Film.

Prestasi yang diraih anak-anak muda Purbalingga itu diberikan pada malam anugerah AFI 2013 dengan keseluruhan 18 penghargaan, pada Senin, 4 November 2013 di Plaza Selatan Gelora Bung Karno (GBK). Direktur Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB) Dimas Jayasrana mewakili penerima kedua penghargaan.

Menurut Dimas, anak-anak di Purbalingga yang selama ini bergulat dengan film akan terus berkarya tanpa mempedulikan penghargaan apapun. “Karena, selama ini negara tidak pernah ada dan kami akan terus membuktikan bahwa tanpa negara, kami terus berjalan dan berkembang,” katanya saat berkesempatan berbicara di panggung.

Dimas menganggap bahwa ajang penghargaan seperti AFI ini tidak usah dianggap serius apalagi sakral. Bahkan setelah menerima piala untuk kategori Apresiasi Komunitas Film, Dimas memasukkan piala itu ke dalam kantong kresek, lalu menenteng turun dari panggung.

Ketua Dewan Juri AFI 2013 Totot Indrarto menilai CLC sebagai sebuah komunitas film di daerah, mampu mengembangkan bukan hanya budaya nonton tapi juga membuat film. “Ada pengembangbiakan dan atau membuat film secara swadaya baik untuk film dokumenter ataupun cerita,” ujarnya.

Totot menambahkan, komunitas film di Indonesia ada dalam kisaran ratusan. “Secara kelembagaan, CLC hidup setidaknya dalam lima tahun terakhir berkegiatan secara konsisten. Ini memberi kontribusi untuk perfilman nasional,” jelasnya.

Cinema Lovers Community yang sudah berdiri sejak 4 Maret 2006 mempunyai program yang terus berjalan setiap tahunnya, mulai dari workshop film, produksi film, pemutaran film, perpustakaan film, distribusi film, dan festival film.

Direktur CLC Bowo Leksono membenarkan pendapat Dimas bahwa ada tidak ada penghargaan, CLC akan terus berkarya. “Bahkan ketika di awal keberadaan CLC hingga saat ini tidak ada apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga, malah justru kerap berbenturan. Kami tidak peduli, karna yang kami lakukan untuk anak muda dan masyarakat Purbalingga,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar