Akan saya coba jelaskan beberapa keunggulan dan kekurangan padi Hibrida Keunggulan dari padi hibrida adalah :
- Hasil yang lebih tinggi daripada hasil padi unggul biasa
Kekurangan dari padi hibrida adalah :
- Harga benihnya mahal
- Petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil panen sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman berikutnya.
- Perlu perlakuan khusus karena lebih rentan terhadap hama dan penyakit, itu tergantung dari varietas padi hibrida ( Intani 1, Intani 2, Inpari 1 - 8 )
Untuk tahun 2011 semua elemet Pemerintah, Perusahaaan dan Masyarakat perlu jeli dengan keadaan yang sekarang ini kian terjadi. Kejadian yang kadang menjadi kendala Program Peningkatan Produktifitas Benih Nasional (P2BN) dan menjadi dilema bagi para petani kita adalah "Benih" itu sendiri. Mengapa Benih, coba kita amati bersama keungulan varietas padi hibrida memang cukup dahsyat, sosialisasi dimana-mana dan demplot masuk ke desa-desa. Awal tahun dikenalkan hibrida memang masih lancar dan kendala belum nampak kelihatan, tapi mulai tahun 2010 ini. Pengalaman dilapagan petani kapok/enggan menanam varietas hibrida kembali. Petani mengeluhkan dari benih saja pada waktu persemaian kurang begitu bagus dan kalah dengan persemaian benih yang diambil dari lahan sendiri.
Namanya petani tahunya beih yang dijual ditoko pasti bagus apalagi kemasanya dan berlabela lagi, tetapi kenyataanya tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Petani kecewa, tapi apa kekecewaan mereka ada yang dapat menggantikan sementara mereka menunggu beberapa bulan tanamanya dapat dipanen dah gabahnya bisa dijual dan sebagian untuk persediaan makan sehari-hari. Petani hanya bisa menangis, meratapi hasilnya dan menceritakan kepada para Petugas Lapang Pertanian.
Setelah ada sebuah permasalahan seperti itu saya selaku penulis hanya bisa menuliskan apa keinginan mereka yang selama ini petani utarakan, kalo bukan kita siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan Bangsa Indonesia ini.
Kepada Pemerintah : Suatu program apapun pastilah bagus dan itu menjadi tujuan kedepan nanti, yang perlu kita ketahui adalah apakah program itu sesuai dengan apa yang kita inginkan dan sasaran program apakah sesuai dengan yang kita dan mereka inginkan. Bila belum maka cobalah untuk melihat segala macam kekurangan baik itu sekecil apapun, contoh kasuh Benih. Kemunduran P2BN kalo kita ingin mewujudkanya perlu adanya semacam kotak saran masing masing wilayah, ataupun dibuatkan media elektronik seperti email yang dikelola oleh para pemberi program yang harapanya pabila ada kendala dan kekurangan dari program yang dijalankan, lebih leluasa bagi mereka yang ingin memberikansaran serta kritikan. Tanpa adanya informasi dari dalam dan keluar bagaimana kita akan tau apakah berhasil pakah tidak. Apabila berhasil pastilah dipublikasi secara besa-besran tapi apabila tidak berhasil ditutup-tutupi seolah cuma sebagian kecil saja. coba kita renungkan apabila pegawai mogok kerja bagaimana dengan petani mogok menjual hasil pertanianya untuk pemerintah, dampaknya ?
Kepada Pengusaha : Ayo kita sama-sama berdagang sesuai dengan tujuan mencari keuntungan tetapi perlu diketahui bahwa kode etik perdagangan, kalo produk bagus katakan bagus kalo jelek katakan jelek kepada konsumen kalo memang kita ingin menyenagkan pelanggan. Katakan jelek apabila dilapang terjadi kasus seperti itu, beri arahan dan informasi kepada pemerintah bahawa produk ini memilliki kekurangan. Dalam berbisnis barang jelek bisa menjadi bagus. Tapi lihat-lihat sarasannya terlebih dahulu, misal petani dikasih produk berupa benih jelek apa yang di dapat petani dan apa yang didapatakan dari beberapa petani di Seluruh Indonesai, yang pertama patilah akan membeli bibit lagi, yang kedua produksi mereka turun dan yang ketiga apakah akan memajukan Bangsa Indonesia ?
Beberapa saran yang penulis kemukakakan hanya sebatas mari kita tingkatkan Pertanian yang lebih maju lebih berhasil dan menjadikan semua elemet yang terkait merasakan dampak yang dihasilkan, kalo bukan kita siapa lagi yang akan mengubahnya. Jawabanya ada pada Bangsa Indonesia dan kita selaku Bangsa Indonesia itu sendiri ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar