Kamis, 12 April 2012
“Negeri di Bawah Kabut” Singgah di Purbalingga
Melihat dan merasakan Indonesia, yang katanya negeri agraris, cukup dengan menonton dokumenter “Negeri di Bawah Kabut”. Persoalan-persoalan sosial ekonomi dan pendidikan sebuah komunitas penduduk di dataran tinggi Merbabu tergambar cukup detail di film arahan sutradara Shalahuddin Siregar.
Penonton dibawa lebih dekat dan larut apa yang dialami tokoh-tokoh dalam film. Dengan menawarkan gambar-gambar cantik, film dokumenter berdurasi 105 menit ini terasa tak membosankan. Terbukti, puluhan anak muda Purbalingga yang sebagian besar pelajar betah menyaksikan hingga digelar diskusi dengan pembuat film.
Beruntung, Purbalingga menjadi salah satu kota yang disinggahi dari rangkaian pemutaran keliling film yang menyabet Special Jury Prize Dubai International Film Festival 2011 dan Official Selection Singapore South East Asian Film Festival 2012 ini ke 16 kota di Indonesia. Cinema Lovers Community (CLC) dan Komunitas Pedangan sebagai partner lokal memutarnya pada Kamis malam, 12 April 2012, di café Pedangan.
Berbagai tanggapan dan pertanyaan seputar seluk-beluk hingga teknis penggarapan menjadi informasi dan referensi tersendiri bagi anak-anak muda Purbalingga setelah sutradara Shalahuddin Siregar menjelaskan.
Udin, panggilan akrab sang sutradara, mengatakan alasan Purbalingga menjadi salah satu titik pemutaran karena banyak anak muda Purbalingga yang memproduksi film antara lain dokumenter. “Soal film, Purbalingga diperbincangan secara nasional. Agar terus menjadi perbincangan, bikinlah film dengan pendekatan dan cara yang berbeda dengan yang sudah dan kebanyakan ada,” tutur alumni Eagle Award 2005 ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar