Rabu, 11 April 2012
Pentas Monolog “Eksekusi” di Purbalingga
Sudah cukup lama Purbalingga tak ada pementasan teater yang dengan mudah diakses penontonnya. Selama ini, teater di kota Perwira hanya berproses di kandangnya yaitu sekolah-sekolah. Itu pun masih jauh dari pementasan dengan substansi dan teknis yang dibilang baik.
Pada Sabtu malam, 14 April 2012, DramaLab Semarang akan memboyong pementasan monolog dengan lakon “Eksekusi” untuk publik di Purbalingga dan Banyumas Raya. Monolog dengan aktor kawakan Zoex Zabidi sekaligus sebagai sutradara ini rencana manggung di café Pedangan Jl. Mayjend. Panjaitan 112 (depan Pengadilan Agama Pasar Mandiri) Purbalingga dengan harga tiket masuk Rp 5.000.
Ekseskusi, sebuah monolog yang diangkat berdasar cerpen Gunawan Budi Susanto yang terangkum dalam antologi cerpennya bertajuk Nyanyian Penggali Kubur. Lakon ini bercerita tentang seorang kepala keamanan yang mengalami beban psikologi karena profesinya sebagai algojo pada masa kecamuk periistiwa G30S/PKI.
Bagi sang algojo tak ada pilihan lain selain menjalankan tugasnya sebaik mungkin sebagai kepala keamanan yang memiliki 12 anak buah. Siang dan malam, panas ataupun hujan, mereka harus siap siaga menjalakankan tugas yang terpenting anak dan istrinya berkecukupan hidupnya.
Pendekatan Teater Rakyat
Menurut Teaterwan Zoex Zabidi, lakon monolog Eksekusi digarap dengan pendekatan teater rakyat. “Dengan konsep panggung teater arena penuh, dimana penonton melingkari panggung berukuran 3x3 meter, sehingga diharapkan emosi penonton dapat menjadi bagian dari pertunjukan itu sendiri,” tutur aktor yang sudah membawa lakon ini pentas ke beberapa tempat seperti Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Olah-Olah Kampung Seni Kudus, dan SMK Negeri 17 Stage Magelang.
Bekerja sama dengan Komunitas Pedangan untuk pementasan di Purbalingga, lakon berdurasi 30 menit ini juga dengan konsep minimalis set panggung, kecuali sebuah kursi yang memvisualkan kekuasaan serta keruntuhan.
Humas Komunitas Pedangan Indra Cipto Wibawanto mengatakan, ingin menjadikan Komunitas Pedangan yang bermarkas di café Pedangan ini tempat untuk berekspresi beragam ragam seni dan kreativitas. “Bahkan Minggu paginya jam 8, DramaLab Semarang akan memberikan workshop teater secara gratis bagi warga Purbalingga yang ingin mengenal dan mendalami seni teater,” ungkap mahasiswa Fakultas Hukum Unwiku ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar