Berbagai program bantuan pemerintah dengan tujuan menyejahterakan rakyat tidak selamanya berbanding lurus dengan tujuan mulia itu. Kerap pada tataran pelaksanaan di lapangan, program itu justru tak berpihak pada rakyat kecil.
Seperti halnya pada program bantuan beras untuk kaum miskin (Raskin). Seringkali justru rakyat miskin yang berhak mendapatkan bantuan tidak sampai pada mereka. Atau orang-orang pintar yang sering memanfaatkan rakyat atas kekurangpemahamannya.
Realita ini kemudian diwujudkan dalam produksi film oleh komunitas Pedati Film pelajar SMK Negeri 1 Rembang Purbalingga. Mereka selama kurang dari sehari melakukan pengambilan gambar pada Jumat, 22 Februari 2013 di Desa Wanogara Wetan, Kecamatan Rembang, Purbalingga.
Menurut Misyatun, selaku sutradara, ia dan beberapa teman sudah lama menginginkan di sekolahnya ada produk film pendek yang bisa dinikmati sebanyak-banyaknya pentonton. “Kami belum mau terlalu menggantungkan pada sekolah. Kami berusaha mandiri dulu, membuktikan apa yang kami mampu,” tutur siswi kelas XI ini.
Kru dari pelajar SMKN 1 Rembang jumlahnya hanya dibawah 10, Misyatun yang merupakan jebolan SMP Negeri 4 Satu Atap Karangmoncol Purbalingga ini ingin memaksimalkan peran kru di filmnya. “Harapannya kelak bila film kami berhasil, dapat memancing adik-adik kelas untuk bergabung dan sekolah mau menerima sebagai kegiatan ekstrakulikuler,” ujar Misyatun.
Produksi film fiksi pendek kali ini, banyak dibantu oleh warga Desa Wanogara Wetan. Tidak hanya lokasi yang dipersiapkan, peralatan hingga pemain pun diambil dari desa yang terletak tak jauh dari Monumen Tempat Lahir (MTL) Jenderal Sudirman.
Salah satu pemuda desa Antonius Rokhadi mengatakan ia sudah lama mengikuti akifitas perfilman yang dilakukan pelajar di Purbalingga. “Kami dengan senang hati membantu, karena bagi kami sekaligus belajar bagaimana membuat film,” ungkapnya.