Minggu, 03 Februari 2013

Pungli di KUA



Pemutaran Bioskop Rakyat #5

Calon mempelai laki-laki menggandeng calon istrinya keluar dari ruang pejabat Kantor Urusan Agama (KUA). Mereka berdebat di luar tentang biaya pernikahan. Meskipun sudah jelas tertera di dinding KUA, biaya pernikahan hanya Rp 35 ribu, namun petugas tetap menuntut biaya hingga Rp 700 ribu.

Petugas sempat menurunkan tarif menikah di KUA hingga menjadi Rp 600 ribu, namun masih dinilai mahal oleh calon mempelai laki-laki. Sementara mempelai perempuan menilai tidak mau ribet dengan urusan administrasi itu.

Itulah cuplikan film fiksi pendek bertajuk “Penghulu” yang diproduksi Forum Film Pelajar Bandung (F2PB) dan Salman Films pada program pemutaran Bioskop Rakyat (Biora) Cinema Lovers Community (CLC) Sabtu malam, 2 Februari 2013 jam 19.30 dan Minggu sore, 3 Februari 2013 jam 15.30 di Mabes CLC jalan Puring nomor 7 Purbalingga.

Film kedua berjudul “Ben”. Film ini bercerita tentang seorang remaja SMA bernama Ben yang ingin membantu adiknya membayar uang SPP. Ben terpaksa membongkar ruang TU sekolah untuk mendapatkan bukti korupsi Kepseknya, yang kemudian dijual ke wartawan yang menjanjikan sejumlah uang. Namun rencana Ben tidak berjalan mulus karena begitu banyak masalah yang harus dia hadapi hari itu.

Usai pemutaran film dibukalah sesi diskusi. Salah satu penonton Okta Berna Ratungga mengatakan film “Penghulu” menarik karena persoalan korupsi di lembaga KUA sedang marak diperbincangkan masyarakat. “Tapi saya tidak menemukan konflik yang spesifik. Permasalahan yang ada dalam film sudah bisa ditebak,” tutur siswa yang masih duduk di bangku kelas X jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK YPLP Perwira Purbalingga.

Penonton lain, Awan Esa mengomentari film “Ben” bahwa film berdurasi satu jam ini tidak sekedar berisi cerita orang miskin yang kesulitan bersekolah. “Menampilkan pula bagaimana perjuangan tokoh utama dalam membongkar kasus korupsi di sekolahnya,” ujarnya

Salah satu pegiat CLC Cahyo Prihantoro mengatakan program Biora akan hadir di akhir pekan sebagai media apresiasi dan referensi bagi pembuat film dan masyarakat pada umumnya. “Pekan-pekan depan akan terus bergulir pemutaran film dari berbagai kota di Indonesia,” tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar