Sabtu, 25 Desember 2010
Film Banyumas Raya Kembali Berjaya
Di penghujung tahun, film dokumenter “The Water Diviner” (Sang Pawang Air) karya Bowo Leksono kembali menyabet penghargaan. Kali ini menjadi film terbaik di ajang Video and Photo Contest yang diselenggarakan oleh Collaborative Knowledge Network Indonesia (CKNet-INA).
Penganugerahan Kontes Video dan Foto bertema “Community, Water and Climate Change” ini dilakukan pada acara Knowledge Network for Water Conference di Ballroom Hotel Grand Kemang, Jakarta, beberapa hari lalu.
Pada kesempatan itu pula diputar film-film pemenang dan dipamerkan foto-foto pemenang sebagai wujud kampanye perubahan sikap dalam menyikapi krisis air dan dampak perubahan iklim dan untuk kegiatan non-profit jejaring CKNet-INA.
Film “Sang Pawang Air” dinilai mampu menunjukkan perspektif masyarakat mengenai air dan perubahan iklim dan menunjukkan bagaimana kehidupan atau komunitas yang telah berubah dan menyesuaikan diri dari waktu ke waktu karena perubahan iklim dan dampaknya pada air.
Sutradara “Sang Pawang Air” Bowo Leksono mengatakan film dokumenter garapannya adalah tentang perjuangan eksistensi sebuah kelompok masyarakat di Desa Singasari, Kecamatan Karanglewas, Banyumas terhadap kebutuhan air bersih.
Banyumas, lanjut Bowo, seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, tak luput dari bencana krisis air bersih. Namun, masyarakat Desa Singasari telah mampu memberi contoh solusi lokal secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah daerah. “Masyarakat Desa Singasari telah mampu maju satu langkah melakukan perubahan perilaku dan mangatasi perubahan iklim yang terjadi,” tuturnya.
Sementara Co-Team Leader CKNet-INA Jan TL Yap mengatakan karya terbaik dipilih untuk membantu menyampaikan pesan kepada pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan di seluruh dunia bahwa kita harus bertindak sedari sekarang untuk menghadapi dampak dari perubahan iklim dan krisis air.
“Karya terbaik akan dipergunakan untuk kegiatan kampanye menghadapi krisis dan pencemaran air dan perubahan iklim baik di kancah nasional maupun internasional sebagai dampak perubahan iklim di berbagai negara,” ungkap Jan.
Sebelumnya, film “Sang Pawang Air” telah berhasil meraih penghargaan sebagai film terbaik II di ajang Kompetisi Dokumenter FORKAMI 2008 dan Special Mention (Film Pilihan Juri) di South to South Film Festival 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar