Sabtu, 25 Desember 2010
Kado buat Kota Tercinta jilid 2
Dalam rangka turut menyemarakkan Hari Jadi Purbalingga ke-180, Cinema Lovers Community (CLC) menggelar pemutaran video dan diskusi. Agenda tahunan yang merupakan program bersama ini menjadi ruang kreatif bagi anak muda Purbalingga yang selama ini masih belum luas ruang geraknya.
Pemutaran video dan diskusi bertajuk “Kado buat Kota Tercinta” rencananya digelar pada Sabtu, 25 Desember 2010 pukul 19.30 wib di Posko Bambang Soesatyo Jl. Jambu Karang Kauman (sebelah barat Pendapa Bupati) Purbalingga dan terbuka untuk umum. Pada kesempatan itu akan dilakukan peluncuran perdana media Purbalingga Autonomy Review (PAR).
Program Officer Kado buat Kota Tercinta Nanki Nirmanto mengatakan program bersama yang memasuki tahun kedua ini berhasil mengumpulkan 5 karya video dokumenter pendek dari para pembuat film Purbalingga. “Program ini merupakan ajang kreatif untuk melatih kepekaan terhadap kondisi lingkungan sosial kemasyarakatan,” ungkapnya.
Kelima karya video tersebut berjudul “Mata Buruh” sutradara Nanda Dian Sari berkisah seputar buruh perempuan pembuat bulu mata palsu yang tidak jelas jaminan kesehatan matanya, “Dewi Dewi” sutradara Bowo Leksono menangkap kondisi ketiadaan infrastruktur berupa jembatan selama bertahun-tahun, “Sang Penakhluk Waktu” sutradara Ayun Endra Yanto menceritakan kehidupan seorang bakul jamu gendong yang tertatih-tatih menghadapi modernitas.
Kemudian video bertajuk “Rumahku Bukan Istanaku” sutradara Nanki Nirmanto berkisah seorang janda miskin bernama Mbok Sumini yang tinggal jauh dari akses Pemerintah Daerah. Ia dan keluarganya berusaha bertahan hidup di gubug reyot tak layak huni, sementara “Jalan Kaki Lima” sutradara Asep Triyatno memotret kondisi trotoar di wilayah Bobotsari yang sangat tidak berpihak kepada para pejalan kaki dan pedagang kaki lima itu sendiri.
Akan diputar pula video dokumentasi perseteruan CLC dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Purbalingga pada even Gelar Budaya dalam rangkaian ulang tahun Purbalingga setahun silam saat kepemimpinan Bupati Triyono Budi Sasongko. Video ini belum sempat terpublikasi dan masih menyisakan berbagai persoalan.
Kritik Sosial
Seluruh karya video, sesuai dengan program yang sudah disepakati, mengandung kritik sosial, lingkungan, dan kebijakan pembangunan di Purbalingga. Karya seni tidak sekedar mengandung nilai estetika tapi harus mampu menjadi daya kritik.
Kado buat Kota Tercinta menurut Nanki, adalah ajang bagi anak muda untuk berkarya dan mengkritisi lingkungan sekitarnya. “Anak muda tidak boleh hanya melihat pembangunan dari permukaannya saja tapi harus lebih peka terhadap kondisi sekitar dan seniman jangan selalu berkarya yang indah-indah saja tapi harus berpihak pada yang lemah juga,” tuturnya.
Kado spesial berupa kemasan album kompilasi DVD dan media PAR ini rencananya dibagikan kepada penentu kebijakan di Purbalingga. Harapannya, mereka mempunyai alternatif referensi dan informasi tentang gambaran pembangunan di Purbalingga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar