Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tumbuhan daerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam famili Labiatae dan merupakan semak Tanaman Nilam berakar serabut, berbatang lunak dan berbuku-buku. Batangnya menggembung dan mengandung air, warna batangnya hijau kecoklatan. Daun Nilam merupakan daun tunggal yang berbentuk lonjong, melebar di tengah, meruncing ke ujung dan tepinya bergerigi. Nilam dapat ditanam di sawah, tanah tegalan, pekarangan ataupun di tanah-tanah hutan yang baru dibuka. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada tanah regosol, latosol dan aluvial yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan keasaman tanah 6 sampai 7. Tanaman Nilam pada umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 2200 m dpl. Akan tetapi tanaman ini akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada ketingian tempat 10 sampai 400 m dpl. Tanaman ini menghendaki suhu yang panas dan lembab serta memerlukan curah hujan yang merata. Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman Nilam berkisar 2500 sampai 3500 mm per tahun dan merata sepanjang tahun, sedangkan suhu yang baik untuk tanaman ini adalah 24° C dengan kelembaban lebih dari 75 % (Santoso, 1990).
Tanaman Nilam dibudidayakan untuk diambil minyaknya. Minyak Nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan memiliki banyak kegunaan yaitu untuk bahan baku industri kosmetik, parfum dan obat-obatan. Selain itu, minyak Nilam juga sering digunakan untuk bahan terapi aroma.
Minyak Nilam adalah minyak atsiri yang diperoleh dari daun Nilam melalui cara penyulingan. Bahan baku minyak Nilam diperoleh penyuling dari petani di sekitar lokasi penyulingan dan dari luar kota seperti Purbalingga. Penyuling umumnya membeli Nilam dalam keadaan masih basah dengan harga Rp 600 per kilogram, sedangkan Nilam kering dibeli dengan harga Rp2.700-Rp2.900 per kilogram.
Proses penyulingan di wilayah Kecamatan Sumbang dilakukan dengan alat sederhana yang terdiri dari ketel, bak pendingin, bak penampung minyak dan tungku dengan bahan bakar kayu, ampas Nilam serta sisa-sisa potongan karet. Proses penyulingan minyak Nilam dapat dilihat pada bagan berikut :
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap masing-masing komponen tersebut. Daun Nilam sebelum disuling mendapatkan perlakuan yaitu : pelayuan dan pengeringan. Pelayuan dan pengeringan bertujuan untuk menguapkan sebagian air dalam bahan sehingga penyulingan dapat berlangsung lebih mudah dan singkat. Pelayuan dan pengeringan menyebabkan dinding-dinding sel akan terbuka sehingga lebih ditembus uap. Selain itu juga dapat menguraikan zat yang tidak berbau wangi menjadi berbau wangi. Pengeringan daun Nilam biasanya dilakukan dengan menjemur dan menghamparkannya di atas tikar atau lantai dengan membalik-baliknya supaya bagian yang kering benar-benar merata selama 3-5 hari (sekitar 4 jam per hari) tergantung pada cuaca. Penyimpanan daun Nilam kering dianjurkan tidak lebih dari 1 minggu karena dapat menurunkan produksi minyak.
Komponen biaya dalam proses penyulingan minyak Nilam terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu biaya penyusutan peralatan yang digunakan dalam proses penyulingan minyak Nilam sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya bahan bakar.
• Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC )
Biaya tetap merupakan biaya yang selalu tetap tidak berubah walaupun volume produksi berubah-ubah.
No | Peralatan | Harga Satuan(Rp) | Jumlah Barang | Nilai (Rp) | UmurEkonomis (tahun) | Penyusutan per hari (Rp) |
1 | Ketel | 30.000.000 | 1 | 30.000.000 | 2 | 41.095,89 |
2 | Drum plastik | 50.000 | 10 | 500.000 | 5 | 273,97 |
3 | Jerigen | 30.000 | 20 | 600.000 | 2 | 821,92 |
4 | Cantel | 15.000 | 4 | 60.000 | 5 | 32,88 |
5 | Jugar | 30.000 | 4 | 120.000 | 5 | 65,75 |
6 | Terpal | 100.000 | 15 | 1.500.000 | 2 | 2.054,79 |
7 | Gudang | 20.000.000 | 1 | 20.000.000 | 15 | 3.652,97 |
8 | Bangunan Penyulingan | 10.000.000 | 1 | 10.000.000 | 10 | 2.739,73 |
| Jumlah |
|
|
|
| 50.737,90 |
• Biaya Variabel ( Variable Cost = VC)
Biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah sesuai dengan volume produksi.
No | Jenis Biaya | Jumlah | Biaya per satuan (Rp) | Total Biaya (Rp) |
1 | Biaya bahan baku | 5400 kg | 600 | 3.240.000 |
2 | Kayu bakar | 6 kubik | 70.000 | 420.000 |
3 | Ban / karet | 450 kg | 600 | 270.000 |
4 | TK Memasak | 6 orang | 40.000 | 240.000 |
5 | TK Menjemur | 8 orang | 30.000 | 240.000 |
| Jumlah |
|
| 4.410.000 |
• Biaya Total
Biaya total merupakan penjumlahan semua biaya produksi yaitu biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC):
TC = FC + VC
= 50.737,90 + 4.410.000
= Rp 4.460.737,90
• Penerimaan Total ( Total Revenue = TR)
Penerimaan total merupakan perkalian antara volume produksi dengan harga produk per unit. Produksi per hari penyulingan minyak Nilam sebesar 20,25 kg sedangkan harga jualnya Rp 300.000/Kg
TR = volume produksi x harga per unit
= 20,25 kg x Rp 300.000
= Rp 6.075.000
• Keuntungan ( p )
Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total yang diperoleh dengan biaya total yang diperlukan untuk menghasilkan penerimaan tersebut.
p = TR-TC
= Rp 6.075.000-Rp 4.460.737,90
= Rp 1.614.262,10
Laba yang diperoleh dari penyulingan minyak Nilam adalah sebesar Rp 1.614.262,10 dengan biaya total sebesar Rp 4.460.737,90 , jumlah produksi per hari sebanyak 20,25 ekor dan total penerimaan sebesar Rp 6.075.000. Usaha ini sangat menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, H.B.1990. Bertanam Nilam Bahan Industri Wewangian .Kanisius, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar