Selasa, 11 Maret 2014

Film Kasus TPA Banjaran Putar di StoS Film Festival 2014


Film dokumenter “Banjaran Menolak Sampah!” produksi Cinema Lovers Community (CLC) berhasil masuk pada Program Pemutaran dan Diskusi serta Program Resistensi di South to South (StoS) Film Festival 2014.

Program Pemutaran dan Diskusi akan berlangsung pada Senin, 17 Maret 2014 jam 13.00 di GoutheHaus, Pusat Kebudayaan Jerman Jakarta. Sementara untuk Program Resistensi berupa pemutaran film bersama dua film dokumenter lainnya, akan digelar di tempat yang sama pada Selasa, 18 Maret 2014 jam 15.00.

Sutradara film “Banjaran Menolak Sampah!” Bowo Leksono mengatakan, ini kesempatan yang bagus untuk mengabarkan secara lebih luas persoalan lingkungan di Purbalingga yang sudah puluhan tahun tidak terselesaikan. “Kasus TPA Banjaran itu persoalan serius, terjadi juga di daerah lain. Tapi karena Purbalingga kota kecil dan kasusnya tidak terekspos ya lewat film ini caranya,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Bowo, pada Program Pemutaran dan Diskusi, ia bersama dua pembicara lain dari Vietnam dan PLAN Internasional akan menjabarkan bagaimana pengalaman dalam menggunakan medium film sebagai tindakan aktivitas sosial dan bagian dari gerakan.

“Semua film-film pendek dan dokumenter yang dihasilkan anak muda Purbalingga itu pada dasarnya sarat kritik. Sebagian besar ditujukan pada penguasa daerah. Ya kritik dalam kemasan seni film,” ungkap Bowo.

Mendengar film yang diputar perdana di Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga lewat media layar tancap di akhir tahun lalu ini, seorang warga Desa Banjaran Yunus Riansyah merasa senang film yang terkait kasus Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Banjaran diputar untuk publik di Jakarta.

“Warga Desa Banjaran tidak tinggal diam, terus bergerak untuk menentang keberadaan TPA Banjaran yang bertahun-tahun mencemari warga. Lewat film yang dibuat oleh CLC, semakin menyemangati kami untuk terus berjuang,” ujar Yunus.

StoS Film Festival merupakan festival film dua tahunan yang fokus pada isu lingkungan, sosial, dan budaya. Festival yang berlangsung dari 14-18 Maret 2014 ini akan menyapa publik dengan ragam program yang akan membuka cakrawala persoalan lingkungan baik di Indonesia maupun belahan dunia lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar