Pelaksanaan pemutaran dan diskusi film “6 Tahun Festival Film Purbalingga” berakhir di kota Banjarnegara. Pada Selasa sore, 27 November 2012, acara digelar di auditorium Politeknik Banjarnegara.
Langit cerah menemani anak-anak muda yang datang menjadi penyaksi film-film terbaik sepanjang Festival Film Purbalingga (FFP) dan diskusi yang menghadirkan pegiat budaya Banjarnegara Drajat Nurangkoso, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Banjarnegara Aziz Achmad, dan pembuat film pelajar Banjarnegara Ibnu Sena Arrozi.
Drajat Nurangkoso memaparkan film-film yang diproduksi sineas Banyumas Raya, khususnya Purbalingga, kuat menggunakan bahasa “ngapak”. “Ini menjadi salah satu upaya pelestarian bahasa daerah karena entitas atau penanda Banyumas adalah pada bahasanya,” tutur seniman teater ini.
Proses kreatif, lanjut Drajat, bila dihasilkan oleh pikiran kreatif, maka dikungan pemerintah daerah menjadi bukan yang utama. “Harapannya untuk pemuda Banjarnegara, jangan segan untuk membuat film,” katanya.
Sementara menurut Aziz Achmad, sejauh ini Pemkab Banjarnegara berperan memfasilitasi sineas Banjarnegara untuk berkarya. “Setelah acara diskusi ini, saya berharap ada semangat berkarya dari pada pemuda Banjarnegara,” tuturnya.
Banjarnegara bisa dibilang salah satu kabupaten di Banyumas Raya yang perkembangan perfilmannya paling potensial. Banyak komunitas-komunitas film, banyak sekolah (setingkat SMP maupun SMA) yang memberi dukungan, termasuk pemerintah daerahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar