Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan cara :
Secara kawin ( sexual / generatif ) yaitu yang dikenal dengan perbanyakan menggunakan biji.
Secara tidak kawin ( asexual / vegetatif ) yaitu dikenal dengan perbanyakan tanaman dengan menggunakan cara buatan ( tidak menggunakan biji ).
Masing-masing cara perbanyakan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan .
Kelebihan dari perbanyakan secara generatif / menggunakan biji adalah :
Dapat dikerjakan dengan mudah
Biasanya lebih sehat dan hidup lebih lama
Memungkinkan diadakan perbaikan –perbaikan sifat tanaman lewat persilangan baru.
Benih lebih mudah disimpan dan dan dikirimkan.
Tanaman mempunyai perakaran tunggang yang dalamsehingga tahan kekeringan pada musim kemarau dan tahan rebah.
Kelebihan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah :
Untuk perbanyakan tanaman yang tidak menghasilkan biji
Sifat-sifat yang baik dari tanaman induk dapat diturunkan.
Lebih cepat menghasilkan
Untuk beberapa tanaman lebih murah.
Dapat dipakai untuk menggabungkan sifat yang baik dari perakaran dan batang dari suatu tanaman yaitu dengan penempelan / okulasi dan penyambungan / enting.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian dari tanaman, baik cabang, ranting, daun, batang, tunas, akar maupun daun. Cara perbanyakan ini dapat dilakukan dengan cara mencangkok, menyetek, okulasi, merunduk, dan sambung. Keuntungan dari perbanyakan tanaman sistem ini adalah sifat induknya sama dengan hasil turunannya.
Sedangkan alasan lain dari perbanyakan secara vegetatif adalah :
1. Tanaman tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji.
2. Biji yang dihasilkan oleh tanaman sukar berkecambah.
3. Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif akan lebih cepat berbuah
dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji .
4. Tanaman akan lebih kuat bila disambungkan pada batang jenis lain.
5. Tanaman lebih ekonomis bila diperbanyak dengan vegetatif.
6. Tanaman lebih tahan suhu dingin bila disambungkan pada batang jenis tanaman lain.
Perbanyakan vegetatif tidak hanya menyetek,mencangkok dan menyambung saja tetapi masih ada cara-cara lainnya .
Secara garis besar perbanyakan vegetatif dibagi :
Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan bagian-bagian khusus tanaman ( tidak terjadi perbaikan sifat tanaman )
Perbanyakan vegetatif secara buatan ( tidak perbaikan sifat tanaman ,contoh dengan stek,dan mencangkok )
Perbanyakan vegetatif secara buatan ( dapat memperbaiki sifat tanaman contoh dengan menyambung ).
II. Mencangkok
Cangkok merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang tertua di Indonesia.
Kebaikan cangkok adalah :
Sebaliknya kelemahan adalah :
Pohon induk akan rusak bentuknya.
Hasil pohon induk akan menurun , karena banyak cabang yang baik diambil sebagai cangkok.
Mencangkok tidak bisa dilakukan secara besar-besaran.
Mencangkok merupakan pekerjaan yang banyak menyita waktu
Pohon cangkokan jarang mempunyai bentuk yang bagus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melalukan pencangkokan adalah :
1. Pemilihan batang cangkokan :
Batang yang dicangkok sebaiknya diambil dari pohon induk yang sedang umur ( jangan terlalu tua dan jangan terlalu muda )
Pohon, kuat, sehat dan subur.
Usahakan pemilihan batang untuk mencangkok tidak merusak pohon induk,ambil pohon yang tidak produktif dan tegak
Produksi buahnya baik.
2. Waktu mencangkok
- Sebaiknya dilakukan pada musim penghujan agar tidak melalukan penyiraman
3. Pemeliharaan mencangkok
- Selama pencangkokan , usahakan media cangkokan selalu cukup lembab
Cara mencangkok
Dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang yang akan dicangkok
Lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman.
Penyayatan ini sampai terlihat bagian kayunya dan lapisan kambium batang dihilangkandengan jalan dikerok.
Sayatan /luka yang telah dibuat tersebut dibiarkan selama 2 -4 hari, kemudian sekeliling sayatan di tutup dengan campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1;1 ( sebagai media cangkok ) selanjutnya dibungkus dengan sabut kelapa atau pembungkus lain seperti daun pisang,plastik,kaleng, 2 belah bambu.
III. Stek
Perbanyakan tanaman dengan cara stek, umumnya dipergunakan untuk :
Menanggulangi jenis tanaman-tanaman yang tidak mungkin diperbanyak dengan menggunakan biji.
mengekalkan kloon tanaman unggul.
memudahkan dan mempercepat perbanyakan tanaman.
Keuntungan dari perbanyakan tanaman dengan cara stek adalah :
Dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya, hanya dengan akar, daun dan batang dalam waktu yang relatif singkat dan jumlah yang banyak.
Merupakan cara yang sederhana dalam perbanyakan tanaman, cepat dan tidak memerlukan teknik-teknik tertentu seperti perbanyakan tanaman dengan cara sambung.
Macam-macam stek :
Stek akar, yaitu stek yang terdiri dari potongan-potongan akar tinggal dengan satu atau beberapa mata.
Contohnya stek pada tanaman Jahe dan kunyit.
Stek batang, stek ini terdiri dari :
Stek cabang, yaitu terdiri dari bagian batang atau cabang atau cabang yang tua, tanpa kulit hijau lagi. Contohnya stek tanaman ubi kayu.
Stek ranting, yaitu stek tanaman yang berasal dari bagian batang atau ranting yang masih muda, yang masih mempunyai kulit hijau. Contohnya stek pada tanaman Pangkas kuning, dan Teh.
Stek ujung, yaitu stek yang menggunakan bagian ujung batang yang paling muda, contohnya stek pada tanaman Kangkung.
Stek Daun, yaitu stek yang menggunakan bagian tanaman yang berupa daun, dengan satu mata atau lebih. Setiap mata akan membentuk tunas dan akar baru. Setelah tanaman baru telah tumbuh, bahan stek akan berangsur-angsur membusuk.
Stek Tunas/Mata, yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan mata tunas suatu tanaman, contohnya pada stek tanaman Tebu.
Faktor yang mempengaruhi dalam proses penyetekan dapat digolongkan menjadi tiga golongan :
Faktor Tanaman
Macam bahan stek. yaitu bahan yang akan dipergunakan untuk stek memang beraneka macam, tetapi umumnya tanaman yang berkayu lunak akan lebih mudah berakar.
Umur bahan stek. Bahan stek yang baik adalah stek yang diambil dari tanaman yang telah berumur sedang, bila stek berasal dari tanaman yang masih muda dan lunak maka proses transpirasi akan berlangsung dengan cepat sehingga stek jarang diambil dari pohon yang terlalu muda, demikian juga jika terlalu tua, akan berakibat terlalu lama keluarnya akar.
Adanya tunas dan daun pada stek. Adanya tunas dan daun pada stek akan berpengaruh baik terhadap proses pembentukan akar, akan tetapi jika terdapat daun terlalu banyak, akan terjadi kehilangan air yang banyak pula pada stek karena adanya proses transpirasi, sehingga stek akan layu dan kering sebelum membentuk akar.
Kandungan makanan dalam stek. Stek yang mengandung bahan karbohidrat tinggi dan nitrogen yang cukup akan mempermudah terbentuknya akar dan tunas pada stek.
2. Faktor Lingkungan.
Media Pertumbuhan
Media pertumbuhan stek sebaiknya ber P.H. 5-7, terdiri dari bahan-bahan yang longgar tetapi harus dapat menahan kelembaban serta memberikan aerasi dan drainase yang baik, bebas dari cendawan dan bakteri yang menyerang stek. Media yang dipakai antara lain dapat terdiri dari campuran tanah, pasir dan pupuk kandang. Peranan media perakaran ini akan menentukan prosentase akar-akar stek yang dibentuk serta macam bentuk akar stek.
b. Kelembaban.
Kelembaban termasuk salh satu faktor penting yang dapat mempengaruhi stek sebelum berakar, apabila kelembaban rendah, stek akan mati, karena pada umumnya stek miskin kandungan air sehingga pada kelembaban rendah ini stek akan kekeringan sebelum membentuk akar. Pengambilan air oleh stek sangat menentukan pertumbuhan stek.
c. Temperatur
Temperatur udara optimum untuk pembentukan akar berbeda-beda untuk setiap tanaman, tetapi pada kebanyakantanaman, temperatur udara optimum berkisar antara 29 c – 30 c, sedangkan temperatur media perakaran sebaiknya sekitar 24 c, karena pada temperatur ini pembagian sel dalam daerah perakaran akan dirangsang.
d. Cahaya
Stek memerlukan perlindungan cahaya matahari langsung untuk mempertahankan temperatur dan kelembaban. Kegunaan cahaya terutama untuk pembentukan auxin dan karbohidrat. Tetapi apabila auxin dan karbohidrat telah terpenuhi, cahaya akan mempunyai pengaruh yang merintangi pembentukan akar.
3. Faktor Pelaksanaan.
a. Panjang stek
Stek terlalu panjang tumbuhnya akan lambat, maka hendaknya stek jangan dibuat terlalu panjang, sebagai contoh :
Stek batang perlu mempunyai 3 mata tunas, yaitu 1 mata untuk pembentukan akar, 1 mata untuk pembentukan batang dan 1 mata untuk pembentukan cadangan.
Panjang stek batang pada umunya 30 cm.
Untuk stek cabang panjang sebaiknya 15 cm.
Untuk stek ujung sebaiknya 5 cm.
Untuk stek mata sebaiknya 2 cm.
b. Pemotongan stek
Untuk stek batang/cabang dibagian atas dipotong miring untuk menghindari dari pembusukan karena adanya air hujan. Dibagian bawah dipotong mendatar supaya perakarannnya banyak dan merata, diusahakan pada pemotongan tidak pecah, yaitu dengan alat yang tajam atau gergaji.
Untuk stek ujung dan stek ranting bagian bawahnya dilakukan pemotongan miring ( ± 45 ) agar penampang dasar stek menjadi lebih luas, sehingga jumlah akar akan tumbuh lebih banyak. Pemotongan miring ini dapat pula menghasilkan satu akar besar pada ujung stek, karena adanya akumulasi zat tumbuh pada ujung tersebut.
Pemotongan stek ini sebaiknya dilakukan dalam air, agar jaringan pembuluh pada stek yang baru dipotong terisi oleh air untuk memudahkan penyerapan.
c. Kebersihan dan Pemeliharaan.
Dalam penyetekan diperlukan kebersihan dari alat pemotong, media perakaran, dan tempat pertumbuhan agar terbebas dari kemungkinan penularan jamur dan bakteri-bakteri pada stek. Pemakaian fungisida akan mencegah penyakit yang mungkin timbul pada stek.
Pada pemeliharaan, penyiraman yang berlebihan dapat membusukan stek dan penyiraman kurang, stek tersebut dapat menjadi kering. Demikian pula pengaturan cahaya harus dilaksanakan dengan memberikan naungan agar cahaya tersebut sesuai dengan kebutuhan stek.
IV. Penyambungan
Penyabungan tanaman dapat diartikan suatu tindakan memasukan, atau menempatkan atau menyambung bagian dari tanaman satu ke bagian tanaman lain hingga membentuk sambungan yang tetap dan kekal serta membentuk tanaman baru.
Penyambungan ini dapat dilakukan diantara dua atanaman dari satu varietas, misalnya batang bawah diambil dari pohon belimbing demak dan disambungkan dengan belimbing lokal lainnya.
Penyambungan ini juga dapat dilakukan diantara varitas dalam satu spesies, misalnya Ketela pohon lokal dengan ketela karet.
Perbanyakan tanaman dengan cara menyambung dilakukan dengan alasan :
Untuk mempertahankan sifat-sifat yang baik dari pohon induk, yang tidak dapat dilakukan dengan cara lain.
Unutk memperoleh kebaikan dari batang bawah tertentu, misalnya ketahanan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan atau ganguan lain yang ada didalam tanah.
Untuk merubah jenis tanaman yang lebih baik.
mempercepat berbuah dari bibit yang terseleksi.
Memperbaiki bagian-bagian pohon yang telah rusak.
Mengubah kebiasan tanaman, misalnya ketinggian tanaman dapat menjadi lebih rendah.
Untuk memperoleh tanaman sambungan yang baik diperlukan batang bawah dan batang atas yang keadaan serta sifatnya yang baik.
Untuk batang bawah diperlukan kriteria antara lain :
mempunyai batang dan perakaran yang kuat, tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan seperti penyakit yang menyerang akar.
Mudah menyesuaikan dengan lingkungan.
mempunyai kecepatan tumbuh yang sama dengan batang atas.
Tidak mengurangi mutu dan jumlah buah pada tanaman yang akan terbentuk.
Sedangkan untuk batang atas diperlukan syarat :
Diambil dari pohon yang kuat , tumbuh normal, bebas dari hama penyakit.
Batang harus lurus dan bergaris tengah ± 1 cm.
Berasal dari tanaman yang dinginkan, misalnya buah banyak, enak, kayunya bagus, tahan hama dan penyakit.
Cara Menyambung :
Batang bawah dan atas diusahakan ukuranya sama, sebagian daunya dipotong atau semua daunnya dipotong habis.
Pada batang bawah dibuat celah/dibelah sepanjang 3-4 cm secara simetris dengan menggunakan pisau tajam.
cabang-cabang untuk batang atas yang telah tersedia diptong kurang dari 10 cm ( 5-10 cm ) bgaian pangkalnya disayat pada kedua sisinya dan diruncingkan sepanjang 3-4 cm.
Batang atas dimasukan kedalam belahan batang bawah, sehingga luka sayatan seluruhnya kedalam belahan batang bawah.
Pertautan dikat dengan tali rafia hingga rapat.
Lakukan penyukupan sampai batang bawah pertautan dengan menggunakan kantong plastik putih, dengan maksud menjaga kelembaban pada pertautan.
Pertautan akan merekat baik dalam waktu 3-4 minggu setalah penyambungan.
Tanda pertautan telah berhasil apabila pada batang atas telah tumbuh tunas baru, atau batang atas tetap segar.
Apabila batang atas telah tumbuh tunas, sungkup dibuka dan tali perekat dilepas dengan hati-hati.
Apabila bibit telah berumur 2-3 bulan, bibit siap untuk ditanam dilapangan penanaman.