Senin, 10 Januari 2005

Budidaya Jagung di Lahan Sawah Tanpa Olah Tanah


1. Persiapan lahan

  • Pengelolaan jerami: jerami dibabat rata di permukaan tanah, kemudian dibakar karena akan menekan pertumbuhan singgang padi dan gulma pada awal pertumbuhan.
  • Pembuatan saluran drainase pada keliling petakan sawah dibuat dengan lebar 30 cm dan dalam 20 cm.

2. Penanaman

  • Diperlukan 20 kg/ha benih jagung berlabel dengan daya tumbuh 90-95%.
  • Penanaman dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5-7 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji dengan jarak tanam 80 x 40 cm.
  • Pemupukan
  • Pemupukan I: Dilakukan saat tanaman berumur 14 hari. Pupuk ditugalkan + 5 cm dari tanaman dengan takaran urea 100 kg/ha, SP36 100 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha.
  • Pemupukan II: Saat tanaman berumur 32 hari hanya dengan urea sebanyak 150 kg/ha.
  • Saat pemupukan diusahakan tanah dalam keadaan lembab, dan kalau perlu diikuti dengan pemberian air irigasi.

3. Pengairan

  • Fase kritis tanaman jagung adalah umur 30 dan 60 hari dengan menggunakan sabit/dikored.
  • Pada saat penyiangan pertama (umur 30 hari) sekaligus dapat dilakukan pembumbunan bila diperlukan.
  • Pengendalian hama dan penyakit
  • Diupayakan mengacu pada prinsip pengendalian hama dan penyakit.

4. Panen

  • Dilaksanakan pada saat jagung sudah kering di lapangan, sehingga mengurangi tenaga penjemuran setelah jagung dipipil.