Sabtu, 25 Agustus 2012

Workshop Produksi Film SMKN 1 Purbalingga


Beberapa pelajar memainkan sebuah adegan. Sementara yang lain ada di belakang kamera. Beberapa kali adegan salah atau kurang bagus diulang sampai benar-benar dianggap sempurna. Kemudian letak kamera dipindah untuk mengambil gambar adegan yang sama.

Demikian materi praktik mengoperasikan kamera sebagai bagian dari workshop produksi film yang digelar Smega Movie SMK Negeri 1 Purbalingga yang difasilitasi Cinema Lovers Community (CLC), 25-26 Agustus 2012. Dua tahun lalu, workshop diadakan di sekolah, tahun ini digelar di lingkungan Puskesmas Bojong, Kecamatan Purbalingga.

“Membuat film itu ternyata rumit, tapi menyenangkan. Beruntung di sekolah kami ada komunitas film, jadi saya mempunyai kesempatan ikut belajar,” ungkap Febriana Cintya Wardhani siswi kelas X jurusan Administrasi Perkantoran.

Sudah sejak dua tahun silam, 2010, sekolah kejuruan yang cukup tua di Purbalingga ini beberapa pelajarnya secara mandiri membangun sebuah komunitas film. Setiap tahun mereka menghasilkan sedikitnya satu karya film pendek.

Ketua Smega Movie Doni Saputra mengaku selama dua tahun mereka berjuang menjadikan komunitas filmnya diakui pihak sekolah sebagai ekstrakulikuler. “Kami ingin komunitas film diakui sekolah seperti kelompok minat lain dan seperti komunitas film di sekolah lain,” ujar siswa kelas XI jurusan Rekayasa Perangkat Lunak.

Dasar-Dasar Film
Berbagai materi dasar-dasar produksi film pendek fiksi disampaikan dan diajarkan pada para pelajar. Mulai dari apresiasi film, penulisan skenario, managemen produksi, tata kamera, tata gambar (editing), hingga praktik kamera dan editing.

Salah satu pegiat CLC Nanki Nirmanto mengatakan waktu dua hari tidaklah cukup menyampaikan materi dan bagaimana pelajar mengembangkan materi yang mereka peroleh. “Namun dengan waktu yang sempit berusaha dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membuahkan hasil yang baik. Syaratnya seusai workshop, peserta harus ma uterus belajar,” tutur manager CLC ini.

Sebagai sebuah komunitas pecinta film, Cinema Lovers Community tidak sekedar memfasilitasi materi dan pemateri workshop film, namun juga peralatan bagi komunitas yang belum atau tidak mempunyai peralatan film sama sekali.

Jumat, 24 Agustus 2012

Layar Tanjleb Agustusan dan Syawalan


Gelak tawa warga meledak-ledak kala tayangan dokumentasi perayaan Agustusan yang berisi lomba-lomba mulai dari balap kelereng, pecah air dalam plastik, memasukan pensil dalam botol, nyunggi tampah, hingga naik pucang diputar dengan media Layar Tanjleb.

Warga Dusun Gendengan, Desa Kradenan, Kecamatan Mrebet, Purbalingga berkumpul di pelataran rumah warga bersama-sama menghadiri malam puncak perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-67 berupa pembagian hadiah lomba dan nonton pemutaran film, Kamis, 23 Agustus 2012.

Koordinator panitia Solehan mengatakan, selain untuk memperingati hari kemerdekaan RI, acara puncak layar tanjleb sekaligus ajang silaturahmi warga. “Mumpung masih syawalan, warga dusun berkumpul dan saling bertegur-sapa. Ini menjadi kesempatan yang baik,” ujar pemuda desa ini.

Beragam ukuran bingkisan disiapkan dan dibagikan kepada warga dari mulai anak-anak, remaja, dan orang tua yang sudah berhasil memenangkan lomba sebagai bentuk apresiasi terhadap warga.

Selain di Desa Kradenan, layar tanjleb Agustusan juga digelar di Desa Karangduren, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga, tepatnya di wilayah RW 06. Warga juga berkumpul di salah satu halaman rumah warga pada malam berikutnya, Jumat, 24 Agustus 2012.

Menurut koordinator pemuda Desa Karangduren Bambang Adi mengatakan dirinya dan teman-teman pemuda desanya kerap mendengar keberadaan hiburan layar tanjleb yang dinilai murah dan mendidik yang kerap diadakan diberbagai desa di Purbalingga. “Karena itu, kami menggelar layar tanjleb dalam rangka memperingati ulang tahun kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.

Dalam menggelar layar tanjleb, para pemuda Desa Kradenan yang tergabung dalam Cah Kradenan (Cakra) maupun pemuda Desa Karangduren bekerjasama dengan Cinema Lovers Community (CLC) sebagai partner dalam pengemasan acara.

Manager CLC Nanki Nirmanto mengatakan, tidaklah sulit pemuda desa atau warga Purbalingga dan Banyumas Raya pada khususnya untuk menggelar hiburan layar tanjleb. “Tinggal menghubungi kami, lalu dibicarakan bersama kebutuhan-kebutuhannya. Media layar tanjleb adalah bagian dari perjuangan kami mencerdaskan masyarakat,” tuturnya.

Film-film pendek terbaru produksi pelajar Purbalingga turut menyemarakan perayaan Agustusan dan Syawalan di kedua desa tersebut. Warga yang belum atau sekedar mendengar keberadaan film-film pendek tersebut menjadi berkesempatan.

Senin, 13 Agustus 2012

Perayaan Hari Remaja Internasional di Banyumas Raya

Perayaan Hari Remaja Internasional 2012 di wilayah Banyumas Raya ditandai penyalaan kembang api pada Minggu, 12 Agustus 2012, jam 01.00 dini hari, di lapangan basket SMA Negeri 1 Kutasari, Purbalingga.

Acara berupa pemutaran dan diskusi video diary karya remaja Nusantara serentak 67 titik pemutaran di beberapa negara. Program yang diprakarsai Yayasan Kampung Halaman Yogyakarta ini merupakan program tahunan dengan beragam rangkaian acara. Tahun ini, Jalan Remaja bertema “Made in Indonesia”.

Di Banyumas Raya, acara bertajuk Bioskop Remaja gerakan “Jalan Remaja 1208” ini dipusatkan di lima titik. Selain di Kutasari, kegiatan diadakan di Taman Belajar Multimedia (TBM) Sangkanparan Cilacap, Balai Desa Kramat, Kembaran, Banyumas, Balai Desa Gandasuli, Bobotsari, Purbalingga dan Balai Desa Sumampir, Rembang, Purbalingga pada sore hari menjelang buka puasa. Tercatat sekitar 270 penonton remaja berhasil dihimpun.

Menurut salah satu remaja Desa Kramat, Kembaran Banyumas Puspita Ayu Sari, dirinya merasa senang berkesempatan menonton video-video dari seluruh Indonesia. “Seru, banyak cerita menarik dari teman-teman remaja daerah lain. Harapannya, tahun depan bisa ikut menonton lagi, kalau bisa ikut partisipasi membuat videonya,” ujarnya.

Tema “Made in Indonesia” telah memberi beragam perspektif persoalan sosial kemasyarakatan dari kacamata remaja Indonesia. Sebagai pembuat dan penonton video, remaja diajak memahami cara pandang lingkungannya dengan medium video.

Kepala Desa Gandasuli, Bobotsari, Purbalingga Sumbodo, dalam sambutannya memaparkan, remaja sekarang adalah calon pemimpin dimasa mendatang. “Karena itu, remaja harus aktif dan kreatif. Peka terhadap lingkungan sekitar sebagai ciri remaja yang tangguh,” ungkapnya.

Disamping perayaan Hari Remaja Internasional di sekolah yang diprakarsai ekskul sinematografi, juga di kampung-kampung yang melibatkan kelompok atau organisasi kepemudaan. Produksi, pemutaran, serta diskusi video diary di wilayah Banyumas Raya ini mendapat dukungan penuh dari Sangkanparan Cilacap, Nayaka Production, Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga, serta Perpustakaan Film dan Buku Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB).

Selasa, 07 Agustus 2012

Remaja Banyumas Raya Peringati Hari Remaja Internasional

Remaja di sejumlah wilayah Banyumas Raya berencana menggelar Bioskop Remaja gerakan “Jalan Remaja 1208” lima titik di Banyumas Raya. Kegiatan yang merupakan refleksi Hari Remaja Internasional 12 Agustus 2012 ini berupa pemutaran film dan diskusi serentak 66 titik pemutaran di 22 provinsi Indonesia pada tanggal tersebut. Kelima titik pemutaran film adalah di Taman Belajar Multimedia (TBM) Sangkanparan, Perum Sidanegara Indah Blok 18 No. 669 Cilacap pada jam 10.00 yang diselenggarakan Sangkanparan Cilacap, Balai Desa Keramat, Kembaran, Banyumas jam 15.30, yang diselenggarakan Giant Community Desa Kramat. Sementara di titik Purbalingga yaitu di Balai Desa Gandasuli, Bobotsari jam 15.30 yang diselenggarakan Forum Komunikasi Pemuda Pemudi Gandasuli (FORKAPPI) Desa Gandasuli, Balai Desa Sumampir, Rembang jam 15.30 yang diselenggarakan Pak Dirman Film SMAN 1 Rembang, dan di lapangan Basket SMAN 1 Kutasari jam 01.00 dengan penyelenggara Papringan Pictures SMAN 1 Kutasari. Program yang diprakarsai Yayasan Kampung Halaman Yogyakarta ini merupakan program tahunan dengan beragam rangkaian acara. Tahun ini, Jalan Remaja bertema “Made in Indonesia” sebagai persoalan identitas (diri/kelompok) dan kebangsaan yang disepakati menjadi kegelisahan bersama para remaja. Pemutaran dan Diskusi Video Diary Pada peringatan Hari Remaja Internasional kali ini, akan diputar 34 karya video diary oleh 177 pembuat video dari 28 kelompok/komunitas di 11 provinsi. Empat video diantaranya berasal dari Banyumas Raya yang turut berpartisipasi dalam produksi. Keempat video tersebut adalah “Sexy tak Harus Luar Negeri” Papringan Pictures SMAN 1 Kutasari Purbalingga, “Pasar Badog” Pak Dirman Film SMAN 1 Rembang Purbalingga, “Tahukah Kamu Tahu di Desaku?” Forum Komunikasi Pemuda Pemudi Gandasuli (FORKAPPI) Desa Gandasuli, Bobotsari, Purbalingga, dan “Masih Terjaga” Giant Community Desa Kramat, Kembaran, Banyumas. Menurut Melvyta Dirgiana Putri, dirinya terlibat dalam produksi video diary sekaligus pemutarannya karena ingin berpartisipasi dalam memperingati Hari Remaja Internasional. “Sebagai remaja, kami ingin berbagi dengan cara kami. Ingin berbagi apa yang ada di daerah kami dan ingin mengetahui apa yang ada di daerah lain lewat video,” ujar pelajar kelas XI SMAN 1 Kutasari, Purbalingga ini. Produksi, pemutaran, serta diskusi video diary di wilayah Banyumas Raya ini mendapat dukungan penuh dari Sangkanparan Cilacap, Nayaka Production, Cinema Lovers Community (CLC) Purbalinga, serta Perpustakaan Film dan Buku Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). Dwi Astuti mengatakan, salah satu cara menekan angka kenakalan remaja adalah dengan memfasilitasi dan memperbanyak kegiatan positif bagi mereka. “Meminimalisir kenakalan remaja tidak akan mempan dengan himbauan dan anjuran. Remaja harus diberi ruang dan diajak kreatif, itu kuncinya,” ungkap pengurus Perpustakaan Film dan Buku JKFB ini.

Rabu, 01 Agustus 2012

Pemutaran Film Buka Puasa Super Berkah

Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sodaqoh (LAZIS) Jawa Tengah cabang Purbalingga kerja bersama Cinema Lovers Community (CLC) menggelar Pemutaran Film Anak di lima titik Taman Pintar dan Taman Pendidikan Quran (TPQ) di wilayah Purbalingga pada 1-5 Agustus 2012. Pemutaran film pendek ini sebagai salah satu rangkaian kegiatan bertajuk “Buka Puasa Super Berkah Ramadhan 1433 H”. Rangkaian kegiatan tahunan ini akan digelar mulai pukul 15.30 hingga usai buka puasa. Adapun tempat kegiatan pemutaran film akan difokuskan di Taman Pintar Insan Cendekia Desa Tumanggal, Pengadegan (1 Agustus), Taman Pintar Baitul Falah Desa Majasem, Kemangkon (2 Agustus), Taman Pintar Umi Sekar Desa Karangnangka, Mrebet (3 Agustus), Taman Pintar Permata Desa Adiarsa, Kertanegara (4 Agustus), dan TPQ Nurul Iman Desa Manduraga, Kalimanah (5 Agustus). Pimpinan Cabang LAZIS Jateng Purbalingga Cahyo Triyoko mengatakan kegiatan Buka Puasa Super Berkah baru tahun ini ada pemutaran film pendek. “Harapannya, film yang mempunyai pesan moral kuat yang diproduksi anak-anak Purbalingga mampu menjadi contoh yang baik bagi anak-anak usia dini,” tuturnya. Rencananya, tiga film pendek fiksi yang sudah berprestasi akan diputar, yaitu “Langka Receh” sutradara Miftakhatun dan Eka Susilawati dari Sawah Artha Film SMP Negeri 4 Satu Atap Karangmoncol Purbalingga, “Sarung” sutradara Anis Septiani , “Bukan Haji Biasa” sutradara Dinka Puspa Dewi kedua film dari Care Community SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga. Menurut pegiat CLC Anggi Mutiara Oktavian, dalam setiap Ramadhan, CLC berusaha mendukung kegiatan berbagai pihak terkait pemutaran film. “Ini kesempatan baik bagi kami sembari ngabuburit untuk terus memperkenalkan film-film Purbalingga kepada khalayak,” ujar pengurus Perpustakaan Film dan Buku Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). Selain pemutaran film, kegiatan LAZIS Jateng cabang Purbalingga yang mendapat dukungan dari Taman Pintar, Yatim Center, KSU BMT Emas Purbalingga, dan Bank Muamalat ini juga menggelar program “Education Support” berupa santunan beasiswa anak yatim/dhu’afa, bingkisan Ramadhan anak yatim/dhu’afa, dongeng/cerita Islami, serta buka puasa bersama.