Selasa, 28 Mei 2013

PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN BANYUMAS

Salam Pertanian,
Ini ada info bai petni an masyarakat yang ingin mengetahui Program dan Sentral Perikanan di Kabupaten Bnyumas dari Dinas Perikanan, saya ulas secara singkat mengenai Kawasan Agropolitan PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN BANYUMAS. Menurut UU Penataan Ruang No 26/2007, didefinisikan sebagai kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis.

Kawasan Minapolitan berdasarkan turunan kawasan Agropolitan : adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengeloaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis.

Peran dan Fungsi Kawasan Minapolitan

PUSAT BUDIDAYA PERIKANAN
Kawasan Minapolitan di harapkan mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah dalam sektor perikanan serta mampu mencukupi kebutuhan ikan dalam skala regional dan nasional.















PUSAT PERDAGANGAN/JASA PERIKANAN
Dengan adanya aktivitas perdagangan ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak roda perekonomian di wilayah Kawasan Minapolitan serta mampu mencukupi segala macam kebutuhan para petani ikan baik itu benih, obat-obatan serta pakan ikan.


Citra  Kawasan
Konsep Citra kawasan ini diperlukan dalam upaya untuk membentuk karakter/identitas kawasan minapolitan kabupaten Banyumas  :

‘KEBANG CIRAWAS’

Istilah kebang cirawas merupakan perpaduan dari nama Kedungbanteng, Kembaran, Kemrajen, Sumbang, Baturaden, Ajibarang, Cilongok, Sokaraja, Karanglewas dan Sumpiuh


Gambar. KAWASAN MINAPOLITAN










Gamabr. Konsep Pengembangan Kawasan


PROFIL KAWASAN MINAPOLITAN





















REALISASI PRODUKSI PER KOMODITAS TAHUN 2013 (TRIWULAN I)

by Yusuf Himura


















Minggu, 05 Mei 2013

Purbalingga Kembali Boyong Keris Pusaka Gayaman FFS 2013



Tiga tahun berturut-turut, Purbalingga lewat karya film pendek pelajarnya kembali memboyong keris pusaka Gayaman Festival Film Solo (FFS) 2013. Kali ini lewat film “Lawuh Boled” besutan sutradara Misyatun dari SMK Negeri Rembang Purbalingga.

“Lawuh Boled” berhasil diganjar sebagai film terbaik kategori Gayaman Award FFS 2013 pada malam penganugerahan Minggu, 5 Mei 2013, di Teater Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Film produksi Pedati Film ini mampu menyisihkan tiga film nominator lain yaitu “Nitisara” dari SMK Negeri 3 Batu Jawa Timur, “Asmaus Kronistus Nularus” dari SMP Pembangunan Jaya Tangerang Selatan dan film “Hanacaraka” rekan satu daerah dari SMP Negeri 4 Satu Atap Karangmoncol Purbalingga.

“Ini kejutan. Sama sekali kami tidak menyangka. Masuk sebagai nominator dan berkesempatan diputar dan diapresiasi di Festival Film Solo saja sudah sebuah kemenangan,” ujar Misyatun usai menerima penghargaan.

Menurut Misyatun, kemenangan ini merupakan kerja keras seluruh kru dan dukungan dari semua pihak. “Keberhasilan ini merupakan kebanggaan bagi sekolah kami dan sekaligus bagi kota kami Purbalingga,” jelasnya.

Dua tahun sebelumnya, pertama FFS digelar pada 2011, pelajar Purbalingga lewat film “Pigura” menyabet jawara Gayaman Award dan juga pada penyelenggaraan FFS 2012 lewat film “Langka Receh”. Kedua film itu diproduksi oleh pelajar SMP Negeri 4 Satu Atap Karangmoncol Purbalingga.

Film pendek “Lawuh Boled” yang diproduksi Pedati Film berkisah tentang sebuah keluarga miskin di desa yang diwakili oleh sosok ibu. Karena kondisi buta huruf, ibu itu merasa dibohongi oleh pejabat RT di desanya.

Beras jatah Raskin (beras untuk rakyat miskin) yang menjadi hak kaum miskin, ternyata tidak diterima oleh sang ibu. Kupon jatah Raskin tertukar dengan kupon milik orang lain, dikarenakan ibu itu tak mampu membaca.

Selain menjadi Jawara di kategori Gayaman (pelajar) FFS 2013, film pendek “Lawuh Boled” yang diproduksi tahun 2013 ini juga sempat menyabet Film Terbaik kategori pelajar Malang Film Festival (MafieFest) 2013 dan saat ini sedang diikutkan pada ajang Festival Film Purbalingga (FFP) 2013.

Manajer Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga Nanki Nirmanto mengatakan keberhasilan film-film pelajar Purbalingga selama ini sebagai buah hasil kerja keras mereka. “Terpenting adalah bagaimana terus mempertahankan dan melahirkan generasi perfilman yang semakin handal,” jelasnya.