Senin, 22 Juli 2013

Film Pelajar Purbalingga Menang di ISMF 2013



Film-film pendek pelajar Purbalingga kembali menoreh prestasi. Kali ini diajang Islamic Short Movie Festival (ISMF) 2013 di Yogyakarta. Penganugerahan festival yang merupakan rangkaian kegiatan Ramadhan di Kampus (RDK) 1434 H Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini pada Sabtu, 20 Juli 2013.

Film pendek bertajuk “Sarung” produksi Care Community dari SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga diganjar film terbaik, sementara film “Bukan Haji Biasa” dari sekolah yang sama menyabet film terbaik II. Selain itu, sutradara film “Sarung” dinobatkan sebagai sutradara terbaik, dan penulis skenario “Bukan Haji Biasa” terpilih sebagai yang terbaik.

Sutradara film “Sarung” Anis Septiani merasa bangga masih mampu membawa nama sekolah dan Purbalingga ke luar. “Film pendek tak hanya sebagai ajang kami anak muda untuk berkarya, tapi juga berprestasi di dalamnya,” ujarnya.

Film “Sarung” berkisah tentang seorang anak lelaki yang sangat patuh pada kakeknya. Suatu hari, ia ingin membelikan kain sarung buat kakeknya sebagai pengganti sarung yang sudah robek. Berbagai cara dilakukan, bahkan cara yang tidak disuka oleh kakeknya sekalipun.

Film yang diproduksi tahun 2011 ini sempat menyabet film favorit pengunjung beoscope.com pada Festival Film Purbalingga (FFP) 2011, official selection di Festival Film Solo (FFS) 2011, dan editor terbaik ajang Festival Film Anak (FFA) Medan 2011.

Sementara film “Bukan Haji Biasa” yang disutradarai Dinka Puspa Dewi dan merupakan adaptasi cerpen budayawan Ahmad Tohari ini bercerita tentang perempuan miskin bernama Timah. Ia yang senyatanya sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) menginginkan tidak selamanya menjadi beban orang lain apalagi negara. Perempuan sebatang kara ini merelakan sebagian besar hartanya untuk membeli kambing kurban.

Pegiat Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga yang juga produser kedua film tersebut, Muhamad Febrianto, menyatakan senang sekaligus sedih dengan kemenangan ini. “Kedua film itu merupakan produksi satu dan dua tahun silam, karena tahun ini mereka vakum dalam berkarya. Tampaknya, pihak sekolah kurang mendukung keberadaan film di sekolah,” tutur alumni SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.

Rabu, 03 Juli 2013

AKSI KITA UNTUK PERTANIAN KITA

Kegiatan Aksi Kebulatan Tekad 10.000 THL TBPP se-Indonesia pada hari Kamis, 27 Juni 2013 di Depan Istana Merdeka mendapatkan liputan luas dari media massa. Beberapa media online maupun media cetak meliput kegiatan dan memberitakannya dengan Judul : Ribuan Penyuluh Pertanian Turun ke Jalan (Kantor Berita Nasional RRI, 27 Juni 2013), Ribuan Penyuluh Pertanian Demo (Sinar Harapan, 27 Juni 2013), 7000 Penyuluh Pertanian Geruduk Istana (Pos Kota, 28 Juni 2013), Benahi Bujet Penyuluh Pertanian (Sinar Harapan, 28 Juni 2013), Ribuan Penyuluh Tani Tuntut Kenaikan Gaji di Depan Istana (Rakyat Merdeka, 28 Juni 2013).

Terlepas dari beragam judul berita di atas, Aksi Kebulatan Tekad THL TBPP berjalan dengan tertib, lancar dan tidak sampai mengganggu kelancaran lalu lintas pada rute di sekitar tempat aksi berlangsung. Bahkan ketika pihak keamanan meminta Panitia menuntaskan kegiatan Aksi hingga pukul 13.00 WIB karena pada sekitar jam tersebut Presiden RI akan menerima Tamu Negara Presiden Vietnam, para peserta aksi ini mematuhi permintaan tersebut – meskipun sebenarnya batas aksi yang diijinkan sesuai ketentuan Undang-Undang adalah sampai pukul 17.00 WIB. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas THL TBPP menghormati kepentingan lain dan simbol-simbol kenegaraan.

Namun demikian keputusan menuntaskan agenda aksi di atas tidak mengurangi pencapaian positif sasaran perjuangan, meskipun harus diakui hasilnya masih merupakan sasaran antara. Di tengah aksi berlangsung, pihak Sekretariat Negara mengundang 10 perwakilan THL TBPP untuk berdialog. Beberapa saat kemudian perwakilan THL TBPP ini di gedung yang sama perwakilan THL TBPP ini diterima dan berdialog dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Pertanian. Hasil dialog tersebut dirangkum sebagai berikut :

MenPAN-RB : THL TBPP akan diupayakan untuk dapat diangkat menjadi CPNS Penyuluh Pertanian melalui mekanisme test tulis sesama THL TBPP dengan alokasi formasi yang ditentukan KemenPAN-RB

Mentan : mendukung dan mengusulkan pengangkatan Penyuluh Pertanian PNS dengan memprioritaskan THL TBPP

Perwakilan THL TBPP : meminta kepada Pemerintah untuk mengangkat THL TBPP menjadi CPNS Penyuluh Pertanian melalui mekanisme Kepres dengan dasar pertimbangan urgensi kebutuhan penyuluh pertanian PNS, peran dan tupoksi THL TBPP selama 7 tahun masa pengabdian, amanat UU No. 16 Tahun 2006 – Pasal 20 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya - dan usulan revisi Pasal 5 ayat 4 PP No. 56 Tahun 2012

Dengan posisi hasil dialog seperti yang telah dipaparkan di atas, THL TBPP masih memerlukan proses lanjutan untuk bisa mencapai sasaran akhir yang diinginkan. Dalam kaitan ini perwakilan THL TBPP terus melanjutkan upaya. Pada hari Jum’at, 28 Juni sekitar pukul 13.20 WIB perwakilan THL TBPP menemui pimpinan Komisi IV DPR RI yang berjanji akan memfasilitasi dialog Komisi IV dan Komisi II DPR RI dengan pihak MenPAN-RB dan Mentan.


Bagaimanapun aksi kebulatan tekad THL TBPP 27 Juni telah menarik perhatian publik. Mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih peran penyuluh pertanian sangat penting bagi pertanian kita. Menurutnya keberadaan penyuluh pertanian akan optimal apabila desain pembangunan pertanian sudah jelas. Lebih lanjut Bungaran mengatakan, unjuk rasa para penyuluh menunjukkan bahwa sistem perlu dibenahi.

Bagi segenap rekan THL TBPP se-Indonesia. Kita semua adalah para pejuang tanpa kecuali. Mari lanjutkan amanah ini dengan penuh semangat, keyakinan dan keteguhan pada lini masing-masing. Semua lini sama-sama penting. Jangan pernah berhenti hingga tujuan akhir tercapai !

Salam Semangat !

LINK BERITA TERKAIT :

http://rri.co.id/index.php/berita/58778/Ribuan-Penyuluh-Pertanian-Turun-ke-Jalan#.Uc2n3zvcD6h
http://m.poskotanews.com/2013/06/27/tuntut-jadi-pns-7-ribu-penyuluh-pertanian-demo-di-depan-istana/
http://www.menaranews.com/news/nasional/ribuan-tenaga-outsourcing-deptan-demo-istana-negara
http://www.youtube.com/watch?v=0cm1mXI4nrs
http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/211966/puluhan-ribu-penyuluh-pertanian-tuntut-pengangkatan-pns-002-nanda-farikh.html
http://m.metrotvnews.com/read/news/2013/06/26/164251/Tenaga-Bantu-Penyuluh-Pertanian-Berencana-Kepung-Istana#.Uc22jAtW8pw.facebook
http://video.liputan6.com/main/read/54/1143155/0/ribuan-penyuluh-pertanian-tuntut-jadi-pns
double semangat

para srikandi THL TBPP

lautan THL TBPP ... kami datang dari Sabang sampai Merauke ...

lautan THL TBPP ... kami datang dari Sumatera, Jawa-Madura, Bali dan Nusa Tenggara Barat dan Timur ... kami datang dari Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua

aspirasi 1 ... semangat ... semangat dan semangat !

aspirasi 2 ... tertib ... tertib dan tertib !

semangat dalam kebersamaan yang satu

Sang Komandan THL TBPP

aspirasi 3 ... titik akhir tujuan kami ... yakin dengan tujuan

suasana dialog dengan MenPAN-RB dan Mentan ... 1

suasana dialog dengan MenPAN-RB dan Mentan ... 2

semangat itu menyala, membakar dan menembus dinding-dinding keterbatasan fisik ... maka lihatlah dunia ... bukalah hati nurani mu !
penyuluhnya petani ... topinya pun topi petani ...


By Yusuf Himura

Selasa, 02 Juli 2013

Workshop Produksi Film Pemuda Katolik 7 Kota



Untuk memperkenalkan dunia film pendek kepada anak muda, Orang Muda Katolik (OMK) se-Dekenat Utara Keuskupan Purwokerto yang terdiri dari Pemalang, Batang, Pekalongan, Tegal, Slawi, Brebes, dan Majasem menggelar Workshop Produksi Film Pendek selama sehari, Selasa, 2 Juli 2013 di Gereja Katolik Santo Lukas Pemalang dalam rangkaian acara Temu Raya OMK.

Sekitar 80 peserta yang sebagian besar pelajar SMP dan SMA mengikuti dengan seksama materi produksi film yang diberikan fasilitator. Panitia mengundang pihak Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga sebagai fasilitator.

“Menarik sekali, jadi tambah ilmu dan pengalaman. Selama ini saya punya kamera tapi hanya sekedar dipakai untuk dokumentasi. Kepenginnya, setelah workshop ini ya membuat film,” tutur Agatha Feby, salah satu peserta asal Batang.

Berbagai materi workshop diberikan mulai dari manajemen produksi, penulisan skenario, teori dan praktik tata kamera, serta teori dan praktik tata gambar (editing). Para peserta yang kemudian dibagi berkelompok melakukan praktik pengambilan adegan sebagai bahan praktik editing.

Menurut ketua panitia workshop produksi film pendek Bonaventura Pandu Satya, workshop ini sebagai sarana mewartakan budaya cinta kasih Orang Muda Katolik. “Media audiovisual adalah menjadi media baru bagi anak muda sebagai penyampai budaya cinta kasih, karena selama ini hanya melalui nasihat Romo Pastur,” ungkapnya.

Sementara Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono mengatakan, sejak merebaknya produksi film pendek, salah satunya karena kehadiran teknologi digital, memang anak-anak mudalah yang mengusungnya. “Film pendek menjadi sesuatu yang sexy bagi anak muda, sekaligus sebagai media alternatif bagi mereka dalam berkarya,” jelasnya.

Terkait dengan workshop ini, rencananya, Dekanat Keuskupan Purwokerto akan mengadakan kompetisi film pendek bagi para OMK. Diharapkan melalui film pendek, apa yang menjadi unek-unek anak muda Katolik akan mampu dituangkan dalam film.