Senin, 28 Februari 2011

KTNA Kalibagor Bangkit

Setelah hampir 2 tahun mengalami ketiduran akhirnya untuk Bulan Februari ini KTNA Kalibagor Bangkit ini bangun dari tidurnya. Pada pertemuan yang dilakukan pada hari Senin, 28 Februari 2011 yang dihadiri oleh Camat, PPL, THL-TBPP dan masing-masing perwakilan dari Kelompok Tani Se-Kecamatan Kalibagor yang bertempat di Pendopo Kecamatan Kalibagor.


Sambutan Bpk. Sudarso selaku Camat Kec. Kalibagor ikut senang dengan bangkitnya KTNA di Kec Kalibagor. Beliau menghimbau agar dalam KTNA dikuatkan dulu organisasi kelembagaanya baru setelah itu dilakukan program-program yang matang. Buat struktur organisasinya pilihlah pengurus yang "bener, gelem, ora etungan", kordinasikan dengan kanan kiri apabila ada program. Respon baik dari Bpk Camat sungguh besar beliau menawarkan untuk pertemuan bisa diadakan di Pendopo Kecamatan sedangkan masalah snack dari Kecamtan akan kita pikirkan.

Sambutan dari Bpk Misnu selaku Ketua KTNA dan sekaligus menyegarkan kembali pengurus dengan mengganti ketua, sekretarsi dan bendahara.

Ketua : Sobirin (Dari Kelompok Tani Karangdadap)
Sekretaris : Agus (Dari Kelompok Tani Wlahar Wetan)
Bendahara : Sanisman (Dari Kelompok Tani Kalicupak Kidul)

Pertemuan akan dilaksanakan setiap bulan pada Minggu ke-3 dan dimulai pada Bulan Maret 2011

Minggu, 27 Februari 2011

Pemutaran Film @Pesta Buku Purbalingga 2011

Panitia Pesta Buku Purbalingga 2011
kerjabersama
Cinema Lovers Community

Pemutaran Film Pendek dan Behind the Scene

Kamis, 3 Maret 2011
Jam 19.00-21.00
Di Pelataran GOR Mahesa Jenar
Kompleks Kya Kya Mayong Purbalingga

DISINI PANGLIMA BESAR DILAHIRKAN
Behind the Scene Disini Panglima Besar Dilahirkan
Padmashita Kalpika l Brankas Film-SMAN 2 Purbalingga l Dokumenter l 14’59” l 2010
Seorang Jenderal Besar dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Purbalingga.
* Film Dokumenter Favorit Penonton (CLC Award) Festival Film Purbalingga 2010

KADO SUKET
Behind the Scene Kado Suket
Puspa Juwita l Ekskul Sinematografi-SMAN Rembang, Purbalingga l Fiksi l 05’59” l 2010
Siti, sahabat Sarpin sejak kecil, hendak berulang tahun. Namun Sarpin merasa tak pantas menghadiri hari bahagia sahabatnya itu. Kenangan masa kecil menyeruak, mewujud sebagai kenangan abadi tak terlupa.
* Harapan I Festival Film Remaja 2010
* Official Selection Festival Film Pelajar Jogja 2010

BELAJAR SEJARAH DUNIA LEWAT LOGAM DAN KERTAS
Behind the Scene Belajar Dunia Lewat Logam dan Kertas
Annisah Nur Adinah l Daffodil Film-SMAN Bobotsari, Purbalingga l Dokumenter l 14’24” l 2010
Museum Uang Purbalingga memiliki koleksi mata uang 134 negara termasuk Indonesia.
* Official selection Festival Film Purbalingga 2010
* Editor Terbaik Festival Film Anak Medan 2010

LINGLUNG
Behind the Scene Ling Lung
Amrizal Faturrohman l Bozz Community-SMAN Bobotsari, Purbalingga l Fiksi l 08’45” l 010
Seorang pelajar SMA yang pelupa berkendaraan motor vespa. Dalam setiap langkah lakunya selalu aneh dan benar-benar menggambarkan kalau dia memang pelupa.
* Film Fiksi Pilihan Juri (JKFB Award) Festival Film Purbalingga 2010

ENDHOG
Behind the Scene Endhog
Padmashita Kalpika l Brankas Film-SMAN 2 Purbalingga l Fiksi l 15’12” l 2010
Kisah eksperimen untuk membuktikan antara melahirkan dan bertelur.
* Film Fiksi Terbaik Festival Film Purbalingga 2010
* Film Fiksi Favorit Penonton (CLC Award) Festival Film Purbalingga 2010

Sabtu, 26 Februari 2011

Pertanian Modern di Taiwan


Hamparan sawah seluas satu hektar, hanya memerlukan waktu tiga jam dalam menanam padi, jika menggunakan mesin tanam padi seperti yang ada di Taiwan. Dengan pola tanam tersebut tentu dapat menghemat tenaga kerja, waktu serta yang menggiurkan adalah hasil panen yang memuaskan.Per hektar mampu menghasilkan 12 ton gabah.

Sistem pertanian modern di Taiwan, agaknya menjadi daya tarik bagi Kepala KDEI Taipei.Sehingga walau harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam antara Taipei Changhua, bapak dua putra ini tetap semangat mengikuti arahan dari konsultan teknik Chang Kuo-An saat mengunjungi para petani Taiwan beberapa waktu lalu.

Dalam paparannya Mr. Chang menjelaskan, jika pertanian di Taiwan sistem menanam padi sangat jauh dengan sistem yang ada di Indonesia.Jika petani Indonesia dari bibit di semai dihamparan persemaian. Setelah persemaian tumbuh dengan memakan waktu kira-kira 15 hari barulah bibit padi di cabut(di daut) dari persemaian. Setelah itu padi baru di tanam diatas lahan. Dalam satu hektar cara penanaman ini memerlukan waktu seminggu dan membutuhkan tenaga kerja sekitar empat atau lima orang.

Menurut Mr. Chang, jika sistem tanam seperti petani di Indonesia yang di jelaskan diatas, tentu ada beberapa kekurangannya. Diantaranya, bibit padi yang telah tumbuh di media semai, lantas di cabut lagi lalu di tanam di lahan sawah, tentu akan kurang bagus hasilnya. Karena padi yang di cabut akan stress dan untuk pulih memerlukan waktu seminggu. Induknya sudah tumbuh, anakannya baru tumbuh seminggu lagi. Selanjutnya bibit yang di cabut akar-akarnya akan tertinggal di lahan persemaian kira-kira bisa 40 persennya. Jadi ada 40 persen bibit yang hilang.Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil produksi. Namun jika menggunakan sistem ala pertanian Taiwan, bibit padi di semai di sebuah wadah pot persegi empat dengan ketinggian 2 cm. Media tanam menggunakan campuran tanah humus, batu bata merah yang telah di haluskan dan sekam. Gunakanya untuk menghemat tanah dan memberi pori-pori pernafasan bibit. Selanjutnya campuran padi dan pupuk di semaikan diatas media tanam.Hanya memerlukan waktu sembilan hari bibit-bibit padi sudah bisa di tanam di atas lahan sawah.

Cara tanam dengan menggunakan mesin tanam ini hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar. Menggunakan mesin tanam ini, selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama dan dalam garis yang sama pula.Dengan menggunakan system ini, akan memperpendek proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga panen petani akan merasakan jika dengan system ini akan lebih menguntungkan.
Keunggulan teknologi pertanian Taiwan ini, karena proses pertanian di dukung dengan mesin yang seluruh prosesnya tidak banyak menyerap tenaga manusia. Seperti yang terlihat di lokasi, jika terdapat dua ruang yang terdapat mesin pompainer. Satu ruang khusus untuk mencampur tanah gabah dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai tempat pencetakan bibit.MenuruT Mr. Chan jika mesin pompainer berfungsi untuk menjaga mutu bibit yang di tanam.Sementara mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit sekitar 3000 dapot per jam.

Suhartono dalam kunjungannya juga sempat menjalankan mesin tanam padi.Menurutnya mesinnya mudah dijalankan, dan jika petani Indonesia menggunakan mesin ini, diharapkan Indonesia bakal menjadi negara surplus akan pangan. Mengingat lahan di Indonesia masih cukup luas sementara tak di manfaatkan dengan baik.” Jika saja Indonesia mengadopsi sistem pertanian seperti ini, mungkin cerita soal import beras tak ada ceritanya lagi. Terutama bagi petani, yang bakal merasakan manfaatnya karena panen bisa tiga kali dalam setahun karena pendeknya waktu.Selain itu tenaga kerja muda, yang mungkin malu bekerja di sawah dan memilih ke luar negeri juga akan berkurang. Karena dengan menggunakan system pertanian modern hasil yang di dapatkan akan memuaskan.maka kenapa mesti keluar negeri?’ ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Chang Kuo-An, jika sudah saat Indonesia menggunakan tehnologi modern dalam pertaniannya, karena jika tidak bakal ketinggalan dengan petani-petani dari negara lain. Yang karena ketertinggalan tersebut akhirnya sangat tak masuk akal, jika negara agraris sampai mengimport beras untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya.

Sumber : Radar Taiwan - Maret 2010
KDEI-Taipei.org

Jumat, 25 Februari 2011

Layar Tanjleb @Gumelem Wetan, Banjarnegara

PEMERINTAH DESA GUMELEM WETAN, BANJARNEGARA
KKN POSDAYA UNSOED PURWOKERTO DAN
CINEMA LOVERS COMMUNITY PURBALINGGA

mempersembahkan

LAYAR TANJLEB

Sabtu, 26 Februari 2011
Jam 19.30
di Pelataran Balai Desa Gumelem Wetan
Kecamatan Susukan, Banjarnegara

PETUALANGAN PENTHIL PENTHOL (WANGSIT HARTA KARUN EMBAH SANGKIL)
Wiryadi Dharmawan l Pink Blues l Animasi l 09’59” l 2002
Penthil dan Penthol mendapat wangsit mencari harta karun Mbah Sangkil.
*Juara 1 HelloFest vol 02 | 2005
*Juara 1 S13FFEST 02 | 2007

PASUKAN KUCING GARONG
Bowo Leksono l Multivita Min l Fiksi l 08’15” l 2006
Apakah benar perang disukai anak-anak? Tentu bila perang sungguhan siapapun tak menyukainya. Bahkan anak-anak selalu menjadi korban. Tapi anak-anak akan menyukai sesuatu yang menantang. Bermain perang-perangan adalah salah satunya. Permainan ini sebagai salah satu bentuk penanaman nasionalisme pada diri anak. Begitu mungkin.
* Film Terbaik (kategori fiksi) Mafviefest (Malang Film Video Festival) 2007

MERAJUT TRADISI
Bowo Leksono l Laeli Leksono Film l Dokumenter l 20’00” l 2005
Batik adalah salah satu komoditi andalan untuk memperkenalkan Indonesia di kancah internasional. Beberapa daerah di Indonesia menghasilkan seni batik yang mempunyai keunikan tersendiri, tak terkecuali Banyumas. Batik Banyumasan pernah mengalami masa kejayaan di era 1960-an. Bagaimana nasib Batik Banyumasan kini?
* Nominasi (katergori amatir) Festival Film Dokumenter (FFD) 2006

AGENDA 19
Jihad Adjie l Kopi Kental Art Community Fiksi l 29’49” l 2009
Perjuangan seorang anak bernama Lintar untuk mengikuti karnaval dalam memperingati 17-an di kota dengan memakai kostum warog.

SABRINA PEMBATIK CILIK
Putrangga Sektiyasa l Ekskul Jurnalistik Film Fotografi l Dokumenter l 05’51”l 2010
Sabrina sang pembatik cilik berprestasi namun karena keterbatasan biaya, ia tidak dapat meneruskan sekolah.

PIGURA
Darti dan Yasin l Sawah Artha Film l Fiksi 24:00 l 2010
Kerinduan Gati pada ayahnya yang lama sekali tidak pulang, memotivasi Gati belajar giat. Apalagi Simbok selalu mengingatkan bahwa ayahnya akan cepat pulang jika Gati rajin belajar.
* Film Terbaik Festival Film Remaja 2010
* Sutradara Terbaik Festival Film Remaja 2010
* Kameraman Terbaik Festival Film Remaja 2010
* Editor Terbaik Festival Film Remaja 2010
* Film Terbaik II Festival Film Anak Medan 2010
* Sutradara Terbaik Festival Film Anak Medan 2010
* Penghargaan Khusus Dewan Juri Festival Film Indonesia 2010

GORESAN ANAK-ANAK GUMELEM
Bowo Leksono l GoldWater l Dokumenter l 30:00 l 2010
Menyadarkan satu generasi akan tradisi tidaklah mudah. Dan Gumelem punya caranya.

ENDHOG
Padmashita Kalpika l Brankas Film l Fiksi l 14’47” l 2010
Kisah eksperimen untuk membuktikan antara melahirkan dan bertelur.
* Film Fiksi Terbaik Festival Film Purbalingga 2010
* Film Fiksi Favorit Penonton (CLC Award) Festival Film Purbalingga 2010

SENYUM LASMINAH
Bowo Leksono l Laeli Leksono Film l Fiksi l 20’00” l 2005
Siapa yang akan mempertahankan tradisi, ketika kerlip lampu ibukota menawarkan pesona? Ah Jakarta, memang selalu menggoda.
* Film Terbaik Kedua (katergori budi pekerti) Festival Video Edukasi 2007
* Boemboe 3 Cities Short Film Festival 2008

SEKITAR MIDNIGHT
Felix dan Pito l Brankas Film l Fiksi l 15’00” l 2009
Malam Jumat Kliwon bagi orang desa masih dianggap misteri. Apa jadinya kalau itu terjadi dan nyata?
*Film Nominasi Purbalingga Film Festival 2009
*Courts-Circuits: Spécial à courts d'écran CCF 2009
*Film Fiksi Pendek Terbaik Tawuran! Festival Film Pendek Pelajar 2009
*Penghargaan Konfiden (Favorit Penonton) Tawuran! Festival Film Pendek Pelajar 2009

Kamis, 17 Februari 2011

Membuat Film itu Gampang, tapi Jangan Menggampangkan

Produksi film di kota kecil Purbalingga sudah mulai merambah pada kegiatan belajar-mengajar SMP dan SMA. Para pengajar yang mengampu mata pelajaran seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, seni musik, multimedia, dan beberapa lainnya menugaskan kepada murid-murid untuk membuat film dan video.

Bahkan beberapa mata pelajaran diantaranya, tugas membuat film ternyata sudah berlangsung beberapa tahun tanpa memperhatikan apakah para pengajar yang memberi tugas itu memahami dan berpengalaman meski hanya sekali dalam proses produksi film.

Di satu sisi, ini fenomena yang menggembirakan. Sisi lain, para guru itu tidak berpikir bahwa sesederhana apapun membuat film atau video perlu tahapan dan proses. Tidak sekedar murid bisa mengoperasikan kamera lalu mengeditnya dengan fasilitas yang memang tersedia di perangkat komputer standar.

Salah satunya adalah murid SMP Negeri 1 Bobotsari, Purbalingga yang mendapat tugas untuk ujian praktik pelajaran Bahasa Inggris. Tidak ada kejelasan film jenis apa yang harus mereka produksi. Beberapa murid SMP itu beberapa hari lalu baru saja memproduksi film fiksi dengan fasilitasi dari Cinema Lovers Community (CLC).

Pegiat CLC Asep Triyatno mengatakan referensi film anak muda sekarang adalah apa yang mereka lihat di televisi yaitu sinetron. “Karena itu, mereka hanya tahu membuat film itu ya membuat film cerita. Padahal ada banyak jenis film yang bisa dipelajari dan menjadi referensi,” ungkapnya.

Penguasaan Teknologi dan Kreativitas Tinggi
Membuat film yang baik tidak sekedar menguasai teknologi, tapi juga membutuhkan kreativitas yang tinggi. Teknologi atau alat yang diperlukan untuk memproduksi film sudah bisa dibilang murah dan mudah dalam mengaksesnya. Hampir semua sekolah sudah memiliki alat-alat itu. Tapi apa jadinya bila murid-murid tidak diberi dasar kreativitas yang kuat untuk membuat film yang baik dan logis?

Putri Intan Sari Dewi, siswi kelas IX SMP Negeri 1 Bobotsari dan beberapa teman satu kelompok yang mendapat tugas membuat film mengakui bahwa membuat film itu tidak gampang. “Banyak tahapan yang harus dikerjakan dan rumit. Tapi kami jadi tahu dan semakin tertarik setelah belajar dengan CLC,” tuturnya.

Putri merasa imajinasi cerita yang dia buat tidak semuanya bisa diwujudkan dalam film karena harus disesuaikan dengan logika bercerita dan logika gambar. “Hal-hal seperti ini yang sebelumnya kami tidak tahu sama sekali. Guru tidak membekali kami apapun, hanya memberi tontonan beberapa film pendek. Teori membuat film pun tidak,” ujar siswi yang suka dengan film “Titanic” ini.

Bagi CLC yang memang konsens memfasilitasi produksi film para pelajar melalui workshop film, tidak ada pihak yang salah dengan fenomena seperti ini. Semua itu bagian dari hasil penanaman virus film pendek yang disebar sejak 2004 silam di Purbalingga. Tinggal bagaimana cara mengarahkan dan membimbing anak muda agar mampu berkata bahwa “membuat film itu gampang, tapi jangan menggampangkan”.

Rabu, 16 Februari 2011

KONTRAK KERJA THL-TB PENYULUH PERTANIAN ANGKATAN I, II, DAN III TAHUN 2011


Berdasarkan informasi dari Kapusbangluhtan, pengumuman perihal kontrak kerja THLTBPP tahun 2011 akan diumumkan Insya Allah pada Kamis, 17 Februari 2011 melalui website Kementrian Pertanian dan dapat dilihat disini

Untuk mempercepat proses tersebut, maka penandatanganan kontrak kerja dapat dimulai sejak diterbitkannya pengumuman tersebut. Perihal mengenai honor Insya Allah akan direalisasikan bulan Maret 2011. Terima kasih, Selamat bekerja.

Untuk THL kab Banyumas dan arahan dari Bapeluh KP bahwa pengisian kontrak kerja THL TBPP dilaksanakan di Bapeluh tanggal 21 Februari 2011 jam 9.
Blangko sudah disediakan dan masing-masing THL membawa :
  1. materai 2 buah,
  2. Foto copy KTP,
  3. Foto Copy Nomer rekening dan
  4. Nomer Ujian.
Terimas Kasih


Sumber Informasi :
FK Nasional THL TBPP,
Koordinator Kabupaten Banyumas dan
Kementrian Pertanian Republik Indonesia


Minggu, 13 Februari 2011

Putar Film & Diskusi; Tahun Kehutanan Internasional


Tahun Kehutanan Internasional dan HUT Telapak ke-14

Pemutaran Film & Diskusi

Senin, 14 Februari 2011
Jam 19.30
Kedai Telapak
Jl. Raya Baturraden KM 1 No. 188
Pabuaran, Purwokerto telp. (0281) 5797627

Di Ujung Kehancuran
Insan Indah Pribadi l Sangkanparan l 2007 l 20:23
Pembalakan hutan bakau semakin liar. Pembiaran terus terjadi. Dimanakah kepedulian dinas terkait?
* Film Dokumenter Terbaik MafvieFest 2008

Prahara Tsunami Bertabur Bakau
Emanuel Tome Hayon & Mikhael Yosviranto l Metro TV & In-Docs l 2008 l 16:00
Bencana seringkali meninggalkan kesedihan dan trauma bagi setiap orang yang mengalaminya. Tapi, bagi seorang Baba Akong dan istrinya, bencana adalah sebuah kebangkitan bagi kecintaan pada lingkungan.
* Film Dokumenter Terbaik dan Favorit Pemirsa Eagle Awards Documentary Competition 2008

Telapak Campaign
Telapak Works l 06:37
Tiga video kampanye Telapak terkait illegal logging, pemeliharaan lebah madu, dan illegal fishing.

Hutanku Meratap
Telapak l Rizaldi Siagian l 2008 l 08:09
Film etnis musikal yang menyatukan suara dari hutan Indonesia. Kolaborasi Rizaldi Siagian, A. Slamet Widodo, dan Gekko Studio. Film ini telah ditetapkan sebagai film official pada Hari Bumi 2008 oleh Dailymotion dan sempat diputar di Istana Presiden pada Hari Lingkungan Hidup Juni 2008.

Rogue Traders
EIA & Telapak l 09:10
Hasil investigasi Telapak bersama EIA (Environmental Investigation Agency) mengungkap dua gembong mafia kayu. Dua penyelundup ini beroperasi di dua wilayah, Surabaya dan Makassar. Dengan berbagai cara dan muslihat, mereka mengekspor kayu merbau dari Papua ke Cina. Aparat hukum seakan tidak mampu membendung gerakan dua penyelundup ini.

The Last Frontier
EIA & Telapak l 20:26
Asia telah kehilangan 95% batas hutannya. Kebanyakan dari hutan yang tersisa terdapat di Indonesia tepatnya Papua. Target utama pembalak liar di Papua adalah jenis kayu merbau yang bernilai tinggi. Hasil investigasi terhadap sindikat kejahatan internasional terkait pencurian kayu merbau dalam jumlah besar dari hutan Indonesia yang diselundupkan ke Cina, sebagai salah satu negara dengan konsumen kayu ilegal terbesar di dunia.

Support by:
Telapak – Kompleet – Cinema Lovers Community Purbalingga

Kamis, 10 Februari 2011

Layar Tanjleb @Gumelem Kulon, Banjarnegara


Pemerintah Desa Gumelem Kulon, Banjarnegara
featuring with
Cinema Lovers Community Purbalingga

presents

Layar Tanjleb

Sabtu, 12 Februari 2011
Jam 19.30 – selesai
Lapangan Grumbul Dares, Desa Gumelem Kulon
Kecamatan Susukan, Banjarnegara

NGGAK KAYAK LONTONG BALAP KEMARIN
Wiryadi Dharmawan l Pink Blues l Animasi l 03’23” l 2010
Yudis mengajak Broky membeli Lontong Balap di warungnya Pak Waw. Karena kemarin dia beli dan enak!
*4 besar people choice HelloFest 07

GORESAN ANAK-ANAK GUMELEM
Bowo Leksono l GoldWater l Dokumenter l 29’59” l 2010
Menyadarkan satu generasi akan tradisi tidaklah mudah. Dan Gumelem punya caranya.

PIGURA
Darti dan Yasin l Sawah Artha Film l Fiksi l 24’00” l 2010
Kerinduan Gati pada ayahnya yang lama sekali tidak pulang, memotivasi Gati belajar giat. Apalagi Simbok selalu mengingatkan bahwa ayahnya akan cepat pulang jika Gati rajin belajar.
* Film Terbaik Festival Film Remaja 2010
* Sutradara Terbaik Festival Film Remaja 2010
* Kameraman Terbaik Festival Film Remaja 2010
* Editor Terbaik Festival Film Remaja 2010
* Film Terbaik II Festival Film Anak Medan 2010
* Sutradara Terbaik Festival Film Anak Medan 2010
* Penghargaan Khusus Dewan Juri Festival Film Indonesia 2010

ADA GULA SEMUT
Bowo Leksono l GoldWater Films l Dokumenter l 19’29” l 2010
Banyumas adalah produsen gula kelapa terbesar di Indonesia. Bagaimana nasib para petani gula kelapa?

NYARUTANG
Asep Triatno l Bozz Community l Fiksi l 09’31” l 2009
Jono yang menemukan dompet Adel secara tidak sengaja kemudian Jono berusaha membayar hutang atas uang yang dipakainya.
*Film Perhatian Khusus Juri (JKFB Award) Purbalingga Film Festival 2009
*Boemboe Forum 2009
*3 Cities Short Film Festival 2010
*Europe on Screen 2010

SENYUM LASMINAH
Bowo Leksono l Laeli Leksono Film l Fiksi l 20’02” l 2005
Siapa yang akan mempertahankan tradisi, ketika kerlip lampu ibukota menawarkan pesona? Ah Jakarta, memang selalu menggoda.
* Film Terbaik Kedua (katergori budi pekerti) Festival Video Edukasi 2007
* Boemboe 3 Cities Short Film Festival 2008

ENDHOG
Padmashita Kalpika l Brankas Film l Fiksi l 15’12” l 2010
Kisah eksperimen untuk membuktikan antara melahirkan dan bertelur.
* Film Fiksi Terbaik Festival Film Purbalingga 2010
* Film Fiksi Favorit Penonton (CLC Award) Festival Film Purbalingga 2010

PUDARNYA MALAM DI GUMELEM
Rulia Iva Dhalina l Baracinema Production l Dokumenter l 14:15 l 2010
Bagi Eyang Mukminah, membatik adalah napas hidup. Ada kegelisahan tentang siapa yang akan meneruskan membatik di keluarganya karena ia tak menemukan kesungguhan dan satu pun jawaban.

SEKITAR MIDNIGHT
Felix dan Pito l Brankas Film l Fiksi l 15:44 l 2009
Malam Jumat Kliwon bagi orang desa masih dianggap misteri. Apa jadinya kalau itu terjadi dan nyata?
*Film Nominasi Purbalingga Film Festival 2009
*Courts-Circuits: Spécial à courts d'écran CCF 2009
*Film Fiksi Pendek Terbaik Tawuran! Festival Film Pendek Pelajar 2009
*Penghargaan Konfiden (Favorit Penonton) Tawuran! Festival Film Pendek Pelajar 2009

Minggu, 06 Februari 2011

Ruang Berkreasi Kaum Muda Minim


- Kelas Menulis Dibuka

PURBALINGGA- Ruang yang representatif bagi kaum muda untuk terus berkarya di Kabupaten Purbalingga, dinilai masih minim. Imbasnya, banyak anak muda yang masih berperilaku negatif.

Penilaian tersebut dituturkan Direktur Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga, Bowo leksono, saat pelaksanaan pertemuan perdana program Kelas Menulis di Bioskop Pojokan, Jumat (4/2). Kelas yang dihelat dengan berkerjasama dengan Komunitas Cengloe itu diikuti sekitar 20 peserta.

"Purbalingga tidak ada ruang, karena itu kita memanfaatkan ruang yang ada. Meski minimalis. Padahal, ruang untuk berkreasi bisa meminimalisir perilaku negatif anak muda," ujarnya.

Dikatakan, dengan mengesampingkan keterbatasan yang ada, program kelas menulis tersebut dibuat. Di kelas menulis tersebut, ujar Bowo, menjadi ajang belajar bersama bagi peserta, yang memang datang dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, buruh, abdi negara hingga dosen.

Kelas tersebut dibikin agar mampu menjadi ruang penyemangat peserta untuk menggeluti dunia penulisan. Meskipun menulis bisa dilakukan secara personal, lanjut Bowo, peserta tetap membutuhkan waktu dan ruang guna berbagi pengalaman serta ide.

"Dengan banyak ngobrol, jadi banyak yang bisa dibahas dan bisa saling berbagi. Nanti, hasilnya akan sangat berbeda, jika dibanding hanya secara personal," ungkapnya.

Kelas di Bioskop Pojokan, Jl Achmad Nur Kauman (sisi barat pendapa bupati) Purbalingga itu, menurut pegiat Komunitas Cengloe Bangkit Wismo tidak melulu berbicara tentang teknis penulisan. Melainkan, juga terkait proses pemberdayaan.

Dituturkan, dalam proses pembelajaran di kelas menulis itu, peserta bukan hanya mendapatkan materi. Namun, juga bisa memberikan gagasan mengenai proses berjalannya kelas tersebut.

Milik Bersama
Teman-teman peserta, kata Bangkit, akan diajak untuk menuangkan ide yang dimiliknya. Dan ide itu tidak sebatas ide tulisan. "Karena konsep kelas menulis memang digarapkan bisa jadi milik semua peserta. Bukan hanya penyelenggara," jelas dia.

Selain itu, tambah Bangkit, kelas menulis yang digelar tanpa biaya sepeser pun itu, peserta juga diajak untuk mengembangkan jaringan. Pengembangan jaringan tersebut, dimulai dengan mendatangkan mentor-mentor yang berkompeten ke kelas tersebut. "Namun, karena mentor tidak hadir setiap pertemuan, maka itu peserta diharap aktif dalam kelas," ujarnya.

Salah satu mentor, Khadis menuturkan proses menulis adalah sebuah proses untuk lebih cerdas karena menjadikan penulis lebih peka. “Menulis bisa menggerakan semua sel di seluruh tubuh, terlebih menulis bukan hanya butuh kemampuan mengungkapkan kata. Tetapi juga butuh pergaulan dan ngobrol," tuturnya.

Pada pertemuan perdana tersebut, peserta banyak mengajukan pertanyaan mengenai problematika dalam menulis. Seperti tentang pilihan kata, cara mengawali menulis, inspirasi dan orisinalitas ide, mood, serta minimnya dukungan dari orang di sekitar.

"Orang tua tidak support kegiatan menulis, padahal menulisnya saat waktu senggang. Menulis dianggap tidak berguna dan buang-buang waktu," kata salah satu peserta, Silvy Septyani Gumelar.

Modus Penipuan Pembaharuan Kontrak Kerja THL-TB Penyuluh Pertanian Angkatan I, II dan III Tahun 2011


Modus penipuan kontrak THL-TBPP yang patut di ketahui dan diwaspadai dengan mengatasnamakan Pegawai Kementrian Pertanian. Surat Edaran Nomor : 2/SM.600/J-2/02/2011

Rabu, 02 Februari 2011

Pertanian di dalam Gedung

Ada berita yang cukup menarik di Ginza Tokyo Jepang, lantai dua yang ada dibawah tanah terdapat hamparan berbagai macam tanaman, seperti tomat, aneka sayuran dan tanaman padi. “Fasona Otto” adalah nama proyek percontohan pertanian berteknologi canggih. Prinsip kerjanya seperti pada rumah kaca yang memadukan teknologi hidroponik dan teknologi penyinaran “Light Emiting Daily” yang mematikan sinar matahari. Dilantai bawah tanah terdapat tanaman-tanaman padi yang tumbuh dipusat Bisnis Tokyo Jepang.

Untuk memwujudkan mimpi-mimpi besar diatas maka jadilah orang besar dan kesuksesan akan mendatangimu wahai Anak Bangsa Indonesia, kibarkan benderamu di Pertanain Ibu Pertiwi, kita tunggu aksimu………..

Selasa, 01 Februari 2011

Kelas Menulis Hadir di Purbalingga


- Solusi Budaya Menulis yang Tak Berkembang

Budaya menulis di kalangan kaum muda di Banyumas Raya, khususnya di Purbalingga, kian tergerus. Budaya menulis yang semestinya hadir setelah budaya lisan, justru dilompati oleh budaya menonton.

Alhasil, kaum muda sekarang lebih menikmati hal-hal yang bersifat audio dan visual. Termasuk juga menampilkan dirinya agar layak ditonton.

Direktur CLC Purbalingga, Bowo Leksono mengatakan, seperti halnya berbahasa, menulis merupakan sebuah kebiasaan. Namun, kata dia, kebiasaan tersebut tak pernah dibangun. Terutama di sekolah, tempat kaum muda menghabiskan separuh harinya.

"Ternyata sekolah formal tidak mempunyai cukup kemampuan membiasakan anak didiknya membaca dan menulis," tandas dia.

Dikatakannya, anak-anak sekolah pada masa sekarang ini, justru tampaknya lebih banyak mendapat asupan pendidikan dari televisi. Minimnya pengunjung perpustakaan, dianggapnya sebagai bentuk tak berkembangnya budaya membaca dan menulis.

Maka itulah, CLC Purbalingga mencoba mengembangkan Kelas Menulis gratis bagi kaum muda di Purbalingga. Program tersebut hasil kerjasama dengan Komunitas Cengloe. "Menulis adalah basis dari segala kreativitas," tukas Bowo.

Dikemukakannya, arahan kelas menulis yang bakal dilaksanakan saban Jumat Pukul 15.30 WIB itu lebih berbasis pada penulisan bidang jurnalistik. Akan tetapi, model penulisan tersebut bisa disesuaikan dengan kesepakatan dan menilik kemampuan yang diinginkan serta dimiliki peserta.

Penulisan berbasis tulisan jurnalistik, tambah Bangkit Wismo, pegiat Komunitas Cengloe, dipilih lantaran tulisan tersebut yang terkadang mampu mencerminkan karya tulisan yang dekat dengan masyarakat dan lekat dengan konteks sosial di kalangan muda Purbalingga.

Terlebih, selama ini, masih sulitnya ditemukan karya kaum muda yang mampu merefleksikan kondisi masyarakat Purbalingga. "Dengan kata lain, kami ingin membuat teman-teman semua bisa menghasilkan tulisan yang dekat dengan masyarakat," katanya.

Selain menghadirkan tentor di bidang jurnalistik dan penulisan pada umumnya, paling tidak hampir ada sepuluh mentor yang siap dihadirkan dalam kelas menulis yang gelaran perdananya Jumat, 4 Februari 2011, di Bioskop Pojokan; Jl Achmad Nur Kauman (sisi barat pendapa bupati) Purbalingga.